a a a a a a a a a a a a a a a
Logo Header
Blog

Blog

Home /
/ DARI MANA DATANGNYA DOMPET
DARI MANA DATANGNYA DOMPET

DARI MANA DATANGNYA DOMPET

DARI MANA DATANGNYA DOMPET. Dalam hidup, mungkin kita pernah berurusan dengan hal-hal di luar nalar. Selama hidup, mungkin sekali saja kita mengalaminya. Bisa juga lebih dari sekali. Ada satu pengalaman saya belum lama ini terkait dengan hal di luar nalar itu. Kejadiannya sekitar seminggu yang lalu.

Waktu itu saya takziah ke rumah saudara di daerah Tebet. Ia terkena covid dan sudah dimakamkan sesuai SOP yang berlaku. Saya dan keluarga datang menjelang magrib. Jadi ketika tiba di rumah, saya langsung bergegas sholat magrib di masjid yang jaraknya tepat di depan rumah saudara.

Sebelum ke masjid, saya titipkan dompet saya. Dompet itu dimasukkan ke dalam tas. Jadi itu terakhir kali saya melihat dompet. Setelah selesai sholat, lalu balik ke rumah dan bercakap-cakap dengan anak dari almarhum hingga menjelang Isya. Saat waktu Isya tiba, saya pun berangkat kembali ke masjid untuk sholat berjamaah. Selepas Isya, saya dan keluarga pamit pulang ke rumah mengingat ada urusan lain lagi. Jadi tak ikut tahlilan yang digelar tuan rumah selepas Isya.

Keesokan paginya, atau hari Minggu, ada acara halal bihalal dan touring komunitas mobil di Sentul. Saya sudah mempersiapkan ‘peralatan perang’ saya, termasuk kamera untuk merekam acara tersebut.

Barulah disini saya mencari dompet saya. Ternyata di tas yang dititipkan semalam sudah tidak ada lagi. Saya pun mencarinya ke mobil. Nihil hasilnya, walau saya mencarinya hingga berkali-kali. Saya pun meminta bantuan anak-anak saya untuk mencarinya. Hasilnya sama saja.

Saya langsung menelpon saudara saya di Tebet apakah ada tertinggal sebuah dompet disana. Sang saudara meminta waktu sebentar untuk menanyakan kepada orang yang berada di rumah karena saat itu ia tidak berada di tempat. Sekitar sejam kemudian, ia menelpon dan mengabarkan tidak ditemukan apapun. Karena katanya, saat malam itu juga ketika beberes, kalau ada yang tertinggal pasti langsung ditemukan.

Maka kemungkinan berikutnya, dompet itu terjatuh di masjid. Ada satu pikiran buruk yang ada di otak saya, mungkin dicuri. Mungkin ya. Saya pun meminta izin ke saudara saya tersebut untuk datang ke masjid dan menanyakan ke pengurus masjid sekitar sore hari.

Setelah menelpon saudara saya tersebut, saya teringat ada satu janji saya yang belum ditunaikan. Sebenarnya saya hendak memberikan sumbangan, tapi entah kenapa saya tunda. Saya pun langsung memerintahkan anak saya untuk memasukkan uang tersebut ke dalam kotak amal masjid di kompleks perumahan dekat rumah. Itulah sisa uang yang tersisa yang saya miliki. Selebihnya memang ada di dompet.

Saya pun mengontak panitia acara di Sentul untuk tidak dapat hadir karena dompet belum ditemukan. Sang panitia menanyakan nomor rekening saya untuk mengembalikan uang yang sudah saya transfer beberapa hari sebelumnya. Saya katakan masukkan saja ke dalam kas komunitas. Tak lupa saya menelpon bank untuk memblokir kartu ATM dan kartu kredit.

Saya pernah mendengar bila kita kehilangan sesuatu, cobalah baca Surat-Surat tertentu dalam Qur’an berulang kali. Itu yang kemudian saya lakukan. Saya pun bernazar, bila dompet ditemukan kembali, walau agak pesimistis, saya akan menyumbangkan sejumlah uang tertentu ke yayasan.

Tak berapa lama kemudian, Keisha, putri sulung saya datang dari rumah temannya. Ia kaget ketika mendengar cerita dompet saya tidak ditemukan. Akhirnya ia berinisiatif untuk mencari di mobil walau saya sudah katakan tadi sudah dicari oleh saya dan juga adik-adiknya.

Tak butuh waktu lama, sambil tersenyum Keisha bilang lihat apa yang ditemukan. Ternyata dompet saya sudah ada ditangannya. Saya langsung bersujud syukur. Lalu saya tanyakan, dimana dia menemukannya. Keisha pun menunjukkan, katanya dompet itu berada diantara kursi depan dan persneling. Ajaib. Saya ingat betul, tempat itu sudah saya periksa, bahkan saya rogoh untuk memastikannya. Lagi pula, nah ini dia, dimensi dompet itu tidak kecil. Berukuran sekitar 6cmx2,5cmx1cm. Jadi secara kasat mata, dari jauh pun barang itu harusnya terlihat. Harusnya.

Mungkin saja saya tidak melihat apa yang dilihat orang lain. Bila itu jawaban ‘non-ilmiah’nya, artinya anak-anak saya juga tidak melihatnya. Padahal anak-anak memiliki penglihatan yang jauh lebih baik ketimbang orang dewasa. Kenapa hanya Keisha yang bisa melihat? Saya haqul yakin, saya sudah mencari di tempat yang dikatakan Keisha dan itu dilakukan berulang kali. Saya juga ingat telah merogohnya di tempat itu lebih dari sekali. Dan, itu juga dompet itu bukan barang yang kecil. Jadi, darimana datangnya dompet?

Latest Post

SELAMAT JALAN MAS HILMANSELAMAT JALAN MAS HILMAN
Saya dan my sister mengoleksi novel Lupus sejak masih remaja. Beberapa hilang karena dipinjam dan tak pernah kembali. Akhirnya saya beli lagi. Dulu mencarinya penuh perjuangan. Dari satu toko buku ke toko buku lainnya. Tak terkecuali lapak buku bekas Pasar Senen disinggahi. Dulu belum ada toko online semacam tokopedia, bukalapak, shopee dan lainnya.
IKAN CUPANG DAN RUJAKIKAN CUPANG DAN RUJAK
Saat menyantap rujak buah di meja rapat dengan para kolega sambil melihat ikan cupang yang berada dihadapan kami, saya bertanya ke para kolega, apa persamaan dan perbedaan ikan cupang dan rujak buah. Mereka cuma bingung dengan pertanyaan aneh tersebut.
SAAT PAK HARTO MEMANGGIL PARA MENTERINYASAAT PAK HARTO MEMANGGIL PARA MENTERINYA
Langkanya minyak goreng yang terjadi di sejumlah daerah kembali mengingatkan saya akan perbincangan dengan almarhum Pak Mar’ie Muhammad. Pak MM, biasa kami menyebutnya begitu, merupakan Menteri Keuangan periode Maret 1993-Maret 1998. Beliau menghembuskan nafas terakhirnya pada 11 Desember 2016 di RS PON Jakarta.
KOMENTAR