KERAMAIAN (TAK BIASANYA) DI RUMAH SAKIT. Boleh dibilang, hampir tiap hari melewati RSKD (Rumah Sakit Khusus Daerah) Duren Sawit. Karena memang rumah sakit ini tak jauh dari kediaman. Dari namanya, rumah sakit ini sebenarnya berfokus pada pelayanan kesehatan umum bagi masyarakat dengan kekhususan psikiatri. Walau begitu, rumah sakit ini juga melayani masyarakat umum. Ada fasilitas IGD dan dokter jaga 24 jam. Dokter spesialis juga praktik pada hari-hari tertentu.
Sejak awal, rumah sakit ini ditunjuk sebagai rujukan rumah sakit khusus penderita Covid-19. Pemandangan yang biasa bagi warga tiap hari melihat mobil ambulans pulang dan pergi dari rumah sakit ini membawa pasien.
Rumah sakit ini termasuk besar. Area parkirnya pun di rumah sakit ini cukup luas. Tapi dalam seminggu ini, area parkir penuh, bahkan tak bisa menampung lagi mobil yang akan masuk. Banyak mobil yang parkir di sepanjang jalan yang menuju rumah sakit ini. Sepanjang mata memandang, berderet mobil parkir di sekitar area rumah sakit ini. Banyak pula orang lalu-lalang dan hilir mudik di sekitar rumah sakit ini walau di malam hari.
Semenjak ledakan covid yang terjadi di seluruh wilayah negeri ini akhir Juni lalu hingga sekarang, rumah sakit ini memang begitu sibuk. Biasanya, saat saya pulang malam hari sekitar tengah malam, saya masih sempat makan malam sebentar di sekitar depan rumah sakit ini. Masih bisa leluasa parkir dimana saja. Ada warung nasi yang buka 24 jam. Ada nasi goreng. Ada nasi bebek Madura. Dan jajanan lainnya tapi tak banyak. Wajarlah, sudah tengah malam. Pokoknya, masih sepi saat saya makan. Tempat ini tentu saja ramai saat sore hari hingga menjelang malam dimana banyak kuliner betebaran.
Nah, saat saya makan, saya masih bisa menikmati suasana sepi di malam hari. Melihat para tenaga kesehatan atau suster yang (mungkin) baru sempat makan di malam hari. Itu sekitar dua minggu yang lalu. Tapi sekarang, malam hari pun mendadak ramai. Orang-orang, kendaraan yang parkir dan lalu-lalang, dan tak ketinggalan para pedagang yang mencoba mengais rezeki.
Lonjakan penderita Covid-19 terutama dari varian delta yang terjadi di Indonesia memang mencemaskan semua pihak. Jakarta merupakan satu dari tiga kota di Indonesia yang mengalami lonjakan secara signifikan penambahan kasus baru Covid-19 semenjak libur lebaran berlalu. Tempat tidur di rumah sakit pun terisi cepat. Banyak yang mencari ketersediaan tempat tidur rumah sakit tapi berakhir dengan kekecewaan. Benar-benar full. Antrean pasien di rumah sakit pun mengular. Inilah yang terjadi di rumah sakit ini. Mendadak ramai.
Keramaian ini tentu saja punya banyak arti. Banyak warga yang menunggu dengan cemas keadaan sanak saudara yang dirawat di rumah sakit ini. Ada pula yang menunggu antrean untuk dapat tempat tidur.
Biar bagaimanapun, secara psikologis, kita berharap, keramaian ini segera berkurang, kalau bisa berakhir. Dalam arti, banyak pasien yang sembuh. Tak ada lagi pasien yang datang. Semoga saja segera berakhir pandemi ini.
Saya dan my sister mengoleksi novel Lupus sejak masih remaja. Beberapa hilang karena dipinjam dan tak pernah kembali. Akhirnya saya beli lagi. Dulu mencarinya penuh perjuangan. Dari satu toko buku ke toko buku lainnya. Tak terkecuali lapak buku bekas Pasar Senen disinggahi. Dulu belum ada toko online semacam tokopedia, bukalapak, shopee dan lainnya.
Saat menyantap rujak buah di meja rapat dengan para kolega sambil melihat ikan cupang yang berada dihadapan kami, saya bertanya ke para kolega, apa persamaan dan perbedaan ikan cupang dan rujak buah. Mereka cuma bingung dengan pertanyaan aneh tersebut.
Langkanya minyak goreng yang terjadi di sejumlah daerah kembali mengingatkan saya akan perbincangan dengan almarhum Pak Mar’ie Muhammad. Pak MM, biasa kami menyebutnya begitu, merupakan Menteri Keuangan periode Maret 1993-Maret 1998. Beliau menghembuskan nafas terakhirnya pada 11 Desember 2016 di RS PON Jakarta.