a a a a a a a a a a a a a a a
Logo Header
Blog

Blog

Home /
/ PERRY MASON, BUKU, DAN FILM
PERRY MASON BUKU DAN FILM

PERRY MASON, BUKU, DAN FILM

PERRY MASON, BUKU, DAN FILM

HBO akhirnya merilis serial baru, Perry Mason pada 22 Juni lalu. Perry Mason adalah karakter fiksi yang diciptakan oleh Erle Stanley Gardner, penulis kenamaan AS di era 1930 hingga 1960. Jika Inggris memiliki Agatha Christie dengan Hercule Poirot-nya yang termasyur, dan tentu saja Sherlock Holmes ciptaan Sir Arthur Conan Doyle yang tak kalah kesohornya. Maka Amerika memiliki Perry Mason. Kisah-kisah Perry Mason pada zaman itu begitu mendunia. Pada era itu pula, Perry Mason diangkat menjadi serial televisi di Amerika. Serial ini bertahan hingga 9 tahun lamanya, sejak 1957-1966. Perry Mason adalah seorang pengacara handal yang hidup di tahun 1930-an. Dengan kepiawaiannya ia membongkar berbagai kasus yang ditanganinya. Tentu saja teknologi yang terlukis dalam cerita-cerita tersebut begitu terlihat ketinggalan zaman bila dilihat dari kacamata saat ini.

Dalam memecahkan kasus-kasusnya, sejatinya Perry Mason bertempur dalam ruang sidang. Adu argumen, berdebat dengan bukti-bukti yang tersedia, mencecar saksi-saksi yang ada, atau membela sang terdakwa yang dituduh sebagai pelakunya. Perry Mason sebagai pengacara beradu pintar dengan Jaksa Penuntut. Tentu saja Perry Mason tidak bekerja seorang diri. Ia dibantu oleh Sekretarisnya yang cantik, Della Street dan koleganya, Detektif Swasta Paul Drake. Dalam setiap kisahnya, Gardner mengajak pembacanya untuk memecahkan kasus yang ditulisnya dengan menebak siapa pelaku kriminal sebenarnya. Akhir cerita kadang tidak terduga. Saya menilai, inilah serial novel misteri terbaik dan pertama yang mengetengahkan pengacara dan ruang sidang sebagai medan tempurnya.

Saya mengkoleksi boleh dibilang hampir semua novel Perry Mason. Awal saya berkenalan dengan tokoh ini ketika Gramedia mengeluarkan novel ini di tahu 1990-an. Pihak Gramedia sempat menerbitkan 5 seri Perry Mason di pasaran. Tapi setelah itu tak ada lagi kelanjutannya. Saya tak tahu mengapa Gramedia tak melanjutkan lagi. Dugaan saya hanyalah pasar tidak begitu menerima kehadiran serial ini. Beda dengan novel karya Agatha Christie yang naik cetak berulang kali oleh Gramedia. Agak kecewa saya ketika serial novel ini harus terhenti. Hingga akhirnya Penerbit Alice Saputra Co. menerbitkan kembali seri Perry Mason. Dalam catatan saya, ada 22 judul yang diterbitkan oleh Penerbit Alice Saputra Co. Kesemuanya kebetulan saya miliki.

alt text

Lantas ada berapa seri sesungguhnya Perry Mason yang diciptakan Gardner? Setidaknya ada 80 novel ditambah 5 cerita pendek. Sama halnya dengan Agatha Christie yang mengarang sekitar 80 novel misteri, termasuk tokoh-tokoh seperti, Hercule Poirot, Miss Marple dan tokoh ciptaan Christie lainnya.

Itu artinya, belum seluruhnya seri Mason diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Tapi jauh sebelum Gramedia menerbitkan serial Perry Mason, ternyata novel ini sudah pernah terbit di tahun 1970-an! Bahkan sebelum itu. Beberapa novel tersebut bahkan masih dengan ejaan lama. Misalnya saja; Perry Mason Membongkar Peristiwa Bajangan Wanita di Waktu Malam. Atau Perry Mason Membongkar Peristiwa Majat jang Melarikan Diri. Saya memiliki beberapa novel dengan ejaan lama tersebut.

alt text

Nah, bagaimana dengan film Mason itu sendiri yang baru dirilis? Ekspektasi saya ternyata tidak begitu menggembirakan. Dalam film seri pertama ini, Mason diceritakan sebagai pengacara slebor, bahkan dasinya pun ada kotoran telur. Mason juga dikisahkan gagal dalam membina rumah tangga. Karirnya sebegai veteran perang juga tak begitu baik. Dalam film ini terselip adegan ranjang, yang dilakukan oleh Mason sendiri. Jadi diawal film ini, sudah diwanti-wanti bahwa ini film kategori dewasa. Kabarnya ada 5 seri yang siap tayang nantinya. Film ini berbeda dengan yang pernah saya tonton di satu tivi swasta Indonesia ketika menampilkan, ‘Perry Mason: The Case of Shooting Star’. Pemerannya saat itu sebagai pesakitan, yaitu Joe Penny, aktor kenamaan yang juga main di serial Jake and The Fatman yang diputar oleh RCTI tahun 1990-an. Sebenarnya dari thrillernya yang dikeluarkan HBO, patut diduga film ini menampilkan ‘wajah baru’ Perry Mason. Benarlah demikian. Ketika saya tanyakan ke beberapa teman saya yang juga editor, mereka sama sekali tak tahu Perry Mason ini. Bahkan lawyer kondang kolega saya pun sama sekali tak mengetahui novel ini. Wajar bila buku (dan mungkin film) Perry Mason disini tak begitu menggembirakan keberadaannya.

alt text

Menurut hemat saya, serial Mason ini perlu dibaca oleh para praktisi hukum di negeri ini, bukan hanya para lawyer, tapi juga oleh penegak hukum, pemerhati hukum, dan tentu saja mahasiswa hukum. Bagaimana Mason membangun kasus dengan menggali segala informasi yang ada. Bagaimana Mason merespon suatu kejadian dan mengambil keputusan berdasar data dan fakta yang tersedia. Dan diujung, kebenaran pada akhirnya juga yang akan menang walau melalui proses hukum yang penuh dengan intrik dengan lika-likunya.

Yah, selera orang mugkin beda. Sekarang, izinkan saya untuk menikmati film ini bersama secangkir kopi dan pisang goreng.

* Sonny Wibisono, penggemar buku misteri

Latest Post

SELAMAT JALAN MAS HILMANSELAMAT JALAN MAS HILMAN
Saya dan my sister mengoleksi novel Lupus sejak masih remaja. Beberapa hilang karena dipinjam dan tak pernah kembali. Akhirnya saya beli lagi. Dulu mencarinya penuh perjuangan. Dari satu toko buku ke toko buku lainnya. Tak terkecuali lapak buku bekas Pasar Senen disinggahi. Dulu belum ada toko online semacam tokopedia, bukalapak, shopee dan lainnya.
IKAN CUPANG DAN RUJAKIKAN CUPANG DAN RUJAK
Saat menyantap rujak buah di meja rapat dengan para kolega sambil melihat ikan cupang yang berada dihadapan kami, saya bertanya ke para kolega, apa persamaan dan perbedaan ikan cupang dan rujak buah. Mereka cuma bingung dengan pertanyaan aneh tersebut.
SAAT PAK HARTO MEMANGGIL PARA MENTERINYASAAT PAK HARTO MEMANGGIL PARA MENTERINYA
Langkanya minyak goreng yang terjadi di sejumlah daerah kembali mengingatkan saya akan perbincangan dengan almarhum Pak Mar’ie Muhammad. Pak MM, biasa kami menyebutnya begitu, merupakan Menteri Keuangan periode Maret 1993-Maret 1998. Beliau menghembuskan nafas terakhirnya pada 11 Desember 2016 di RS PON Jakarta.
KOMENTAR