SAAT PAK HARTO MEMANGGIL PARA MENTERINYA. Langkanya minyak goreng yang terjadi di sejumlah daerah kembali mengingatkan saya akan perbincangan dengan almarhum Pak Mar’ie Muhammad.
Pak MM, biasa kami menyebutnya begitu, merupakan Menteri Keuangan periode Maret 1993-Maret 1998. Beliau menghembuskan nafas terakhirnya pada 11 Desember 2016 di RS PON Jakarta.
Saat kami berdiskusi empat mata, sering kali Pak MM bercerita mengenai pengalamannnya saat menjabat sebagai menteri di era Presiden Soeharto. Pengalamannya ia ceritakan saat kami berdiskusi topik tertentu yang akhirnya kembali membuka memori Pak MM. Ia bercerita, yang sepengetahuan saya tak pernah ditulisnya, dan tak pernah di ceritakan ke siapapun juga. Banyak kisah-kisah menarik yang diceritakannya.
Pak Harto bukanlah tipe pemimpin yang bila dilapori bawahannya menganut ‘ABS’, alias ‘Asal Bapak Senang’. Ia tak bisa dibohongi. Walau dulu media belum seterbuka seperti sekarang, Pak Harto punya cara tersendiri untuk mengetahui kondisi di lapangan. Bila sedikit saja ada yang tak beres di lapangan, apalagi menyangkut sembako atau urusan ekonomi, Pak Harto langsung bereaksi. Ia akan memanggil menteri-menteri terkait di bidang ekonomi tersebut.
Nah, karena posisinya strategis sebagai menkeu pada saat itu, Pak MM sering mendampingi Pak Harto. Ia berkisah mengenai seorang Menteri yang dipanggil oleh Pak Harto. Tak elok bila saya menyebut namanya. Apalagi ia telah wafat. Sebelum menghadap, menteri tersebut sudah tahu bila Pak Harto akan menegurnya. Bila kurang puas dengan kinerja atau ada hal yang ingin ditanyakan, Pak Harto langsung memanggil menteri tersebut. Saking groginya sang menteri di hadapan Pak Harto, ia sampai gemetaran memegang pulpen di tangannya yang menimbulkan bunyi berulangkali saat pulpen tersebut beradu dengan meja.
Ada pula Menteri yang sudah dipanggil, tapi Pak Harto sama sekali tak bicara sepatah katapun selama dua jam! Lagi-lagi, tak elok bila saya sebut namanya. Saya bertanya kepada Pak MM, mengapa bisa begitu. Pak MM bilang, “Itu artinya dia marah besar Son.” Ini menandakan bahwa Pak Harto marah dan tidak puas dengan kinerja sang menteri.
Apa yang terjadi setelah para menteri tersebut dipanggil Pak Harto? Menteri tersebut segera kembali ke kantor dan memanggil semua dirjen dan jajaran eselonnya. Gerak cepat dilakukan. Maka, boleh dibilang, hampir tak ada cerita kelangkaan sembako di zaman Pak Harto.
Bagaimana dengan sekarang? Ya, setiap zaman memiliki kisahnya sendiri.
Saya dan my sister mengoleksi novel Lupus sejak masih remaja. Beberapa hilang karena dipinjam dan tak pernah kembali. Akhirnya saya beli lagi. Dulu mencarinya penuh perjuangan. Dari satu toko buku ke toko buku lainnya. Tak terkecuali lapak buku bekas Pasar Senen disinggahi. Dulu belum ada toko online semacam tokopedia, bukalapak, shopee dan lainnya.
Saat menyantap rujak buah di meja rapat dengan para kolega sambil melihat ikan cupang yang berada dihadapan kami, saya bertanya ke para kolega, apa persamaan dan perbedaan ikan cupang dan rujak buah. Mereka cuma bingung dengan pertanyaan aneh tersebut.
Langkanya minyak goreng yang terjadi di sejumlah daerah kembali mengingatkan saya akan perbincangan dengan almarhum Pak Mar’ie Muhammad. Pak MM, biasa kami menyebutnya begitu, merupakan Menteri Keuangan periode Maret 1993-Maret 1998. Beliau menghembuskan nafas terakhirnya pada 11 Desember 2016 di RS PON Jakarta.