LAKSA TANGERANG. Tangerang mempunyai ragam kuliner tradisional. Satu yang terkenal, Laksa Tangerang. Sebenarnya makanan ini cukup dinamai Laksa. Ini untuk membedakan kuliner ini dari daerah lainnya, tidak hanya dari bahan-bahannya, tapi juga ikut pengaruh terhadap rasanya. Laksa merupakan perpaduan kuliner legendaris Cina dan Melayu.
Laksa Tangerang dengan ayam dan telor
Ada banyak kuliner Laksa di pelosok Nusantara. Warga Jakarta dan sekitarnya terbiasa dengan Laksa Betawi atau bahkan Laksa Bogor yang memakai oncom. Nah, Laksa Tangerang ini berbeda dari kuliner sejenis lainnya. Laksa ini bahan utamanya mie seukuran spaghetti dan terbuat dari tepung beras. Lalu disiram dengan kuah yang dimasak dari campuran kacang ijo, kentang, santan dan kaldu ayam. Biasanya menu ini ditambah dengan daging ayam kampung atau telor. Tak lupa sebelum disantap, diberi taburan daun kucai yang diiris kecil-kecil.
Begitu kesohornya kuliner ini, pada tahun 2010, Pemerintah Kota Tangerang menyediakan wisata kuliner khusus Laksa Tangerang. Terletak di Jl. Muhammad Yamin, Babakan, Kecamatan Tangerang. Areal parkir mobil dan motor cukup luas.
satu pedagang sedang melayani pembeli di gerobaknya
Sebelum ada pandemi, tempat ini ramai dikunjungi pembeli dan buka nonstop 24 jam. Saat ini buka dari jam 7 pagi hingga tengah malam. Pengunjung dapat makan di lokasi, hanya sekarang mejanya dibatasi. Ada sekitar 6-7 penjual laksa yang siap melayani pembeli. Ingat ya, yang disediakan disini Laksa Tangerang, jangan cari menu lainnya. Seporsi Laksa dengan telor dan ayam goreng kampung seharga 25ribu.
Di depan papan nama 'Kawasan Kuliner Laksa Tangerang'
Pagi buta sekali, kereta yang kami tumpangi, KA Sembrani, tiba di Stasiun Pasar Turi, Surabaya pukul 4 pagi. Setelah Shalat Subuh, kami mencoba mencari sarapan. Tapi, sarapan apa yang buka di pagi hari? Jam 5 pagi di Surabaya sudah terang benderang.
Satu urusan membuat saya harus kembali ke Jombang. Jombang, merupakan kota kelahiran ayahdanda. Saat waktu makan siang, kami mencoba satu masakan khas Jawa Timur, yaitu pecel. kami pun menyambangi Pecel Pincuk Bu Ama, yang terletak di Jalan Wahab Hasbullah 29, Sambong, Jombang. Warung ini persis di pinggir jalan raya
Satu kebiasaan dari keponakan saya ialah mencoba kuliner yang sedang hits atau viral di Jakarta. Nah, kami mencoba satu kuliner yang saat ini sedang viral di Jakarta. Nama warung makan inu sebenarnya: Warung Gaul Ibu Ros. Berbentuk warung tenda kaki lima. Biasa para pengunjung menyebutnya: Ayam Goreng Gohyong Malaya.