/ MENIKMATI BUBUR AYAM LEGENDARIS DI RAWAMANGUN YANG NYARIS TERLUPAKAN
MENIKMATI BUBUR AYAM LEGENDARIS DI RAWAMANGUN YANG NYARIS TERLUPAKAN
MENIKMATI BUBUR AYAM LEGENDARIS DI RAWAMANGUN YANG NYARIS TERLUPAKAN. Rawamangun memang tak ada matinya dalam soal kuliner. Ada satu kuliner di daerah Rawamangun yang nyaris terlupakan. Namanya: Bubur Ayam Tegal. Kuliner ini sudah ada sejak 1996. Terletak di Jalan Paus, Rawamangun. Berbentuk warung tenda kaki lima. Selama itu pula, kuliner ini nyaris tak pernah pindah tempat. Tetap di Jalan Paus, walau mungkin hanya bergeser beberapa puluh meter saja. Tak jauh-jauh juga.
Kenapa namanya Tegal? Ya, karena pemiliknya asli orang Tegal. Bukan karena racikan khas daerah tertentu. Begitu kata Pak Sukur sang pemilik. Lalu apa yang membedakan bubur ini dengan bubur lainnya, seperti bubur ayam lainnya yang kita jumpai selama ini? Misalnya saja bubur ayam Sukabumi. Atau bubur yang biasa kita temui di pinggir jalan. Hampir tak ada bedanya. Memang, ada bubur ayam dari Tegal yang memakai kuah, ada pula yang tak memakai kuah. Bubur ayam ini memakai kuah.
ini dia penampakan bubur ayam
'sate-satean'
mari
bersama Pak Sukur
Tempat ini tak jauh dari rumah orang tua. Saat saya sakit semasa kuliah dulu, seringkali almarhum ibunda membelikan untuk dibungkus. Nah, saat keponakan sakit, ia juga sering dibelikan dengan dibungkus oleh ibunya, alias kakak saya. Jarang memang makan di tempat, walau bukan tidak pernah sama sekali.
Kali ini, kami berkunjung lagi ke tempat ini. Bersama kakak dan keponakan. Pemiliknya, Pak Sukur, masih sehat wal-afiat. Dari sejak ia belum memiliki anak sampai anaknya sudah besar, masih tetap setia menjaga warungnya ini.
Bagaimana soal rasa? Okelah. Seporsi harganya 13ribu. Cukup murah. Setengah porsi 12ribu. Hanya beda seribu perak saja. Dan seperti umumnya di tempat lain, ada pula tambahan sate, seperti sate usus, sate ampela ati, sate jantung, dan sate puyuh, seharga 3ribu. Itu harga per tanggal 28 September 2022.
Sayangnya memang, di peta googlemaps tidak nampak. Yang jelas, berada di Jalan Paus dan sejajar dengan Arion Mall. Pak Sukur bilang, ia tak membuka cabang, walau nama bubur ayam Tegal banyak dijumpai di Jakarta dan sekitarnya.
By the way, sebenarnya tak jauh dari Bubur Ayam Tegal ini, ada juga kuliner bubur ayam legendaris lainnya, namanya Bubur Ayam dan Nasi Goreng Cirebon. Mereka memiliki pangsa pasar tersendiri. Yang jelas, keduanya sama-sama legendaris.
*****
Open Hours: 17.30 - 24.00 WIB
Alamat: Bubur Ayam Tegal Jalan Paus, Rawamangun, Jakarta Timur
Pagi buta sekali, kereta yang kami tumpangi, KA Sembrani, tiba di Stasiun Pasar Turi, Surabaya pukul 4 pagi. Setelah Shalat Subuh, kami mencoba mencari sarapan. Tapi, sarapan apa yang buka di pagi hari? Jam 5 pagi di Surabaya sudah terang benderang.
Satu urusan membuat saya harus kembali ke Jombang. Jombang, merupakan kota kelahiran ayahdanda. Saat waktu makan siang, kami mencoba satu masakan khas Jawa Timur, yaitu pecel. kami pun menyambangi Pecel Pincuk Bu Ama, yang terletak di Jalan Wahab Hasbullah 29, Sambong, Jombang. Warung ini persis di pinggir jalan raya
Satu kebiasaan dari keponakan saya ialah mencoba kuliner yang sedang hits atau viral di Jakarta. Nah, kami mencoba satu kuliner yang saat ini sedang viral di Jakarta. Nama warung makan inu sebenarnya: Warung Gaul Ibu Ros. Berbentuk warung tenda kaki lima. Biasa para pengunjung menyebutnya: Ayam Goreng Gohyong Malaya.