/ RELA ANTRE DEMI SARAPAN NASI LIWET LEGENDARIS DI KOTA SOLO
RELA ANTRE DEMI SARAPAN NASI LIWET LEGENDARIS DI KOTA SOLO
RELA ANTRE DEMI SARAPAN NASI LIWET LEGENDARIS DI KOTA SOLO. Mengunjungi Kota Solo nampaknya belum afdol bila belum menikmati nasi liwet. Almarhum Ibunda berasal dari Solo, jadi saya sejak kecil sudah terbiasa dengan kuliner ini. Nasi liwet merupakan kuliner khas Kota Solo. Umumnya disajikan saat pagi hari sebagai sarapan. Di kota Bengawan ini, mudah kita jumpai penjual nasi liwet. Mereka dapat ditemukan di hampir setiap pelosok kota dan dijajakan secara kaki lima atau di warung-warung.
Di Kota Solo sebenarnya banyak kuliner nasi liwet yang terkenal dan legendaris. Beberapa sudah pernah saya sambangi beberapa tahun sebelumnya. Ada satu yang belum. Walau saya sendiri lupa, waktu kecil apakah tempat ini pernah disambangi atau belum. Nah, satu diantaranya ialah Nasi Liwet Bu Waris.
Menurut Bulek yang asli orang Solo, adik dari almarhum Ibunda, yang mengantarkan kami ke tempat ini, warung ini sudah cukup lama. Jadi boleh dikatakan termasuk legendaris dan favorit di Kota Solo. Kami ke sana masih disaat suasana lebaran atau hari ke dua setelah lebaran.
Warung ini terletak di pinggir Jalan Yos Sudarso, Solo. Berbentuk tenda biasa di pinggir jalan. Makannya secara lesehan menggunakan tikar atau duduk di kursi kecil. Walau hanya menggunakan tenda kecil, tapi orang rela antre untuk dapat menyantap nasi liwet ini.
antre cuy...
Sayangnya, Bu Waris, sang pemilik yang sekaligus sebagai penjaja, tidak dibantu oleh siapapun. Ia bekerja sendirian. Jadi bisa dibayangkan betapa repotnya meladeni antrean pembeli.
penampakan antre
penampakan antre
Namanya sarapan, warung ini mulai buka pukul 06.00 hingga jam 10.00. Semakin siang, semakin antre. Bila ingin cepat dilayani, sebaiknya datang lebih pagi. Nasi liwet ini disajikan dengan daun pisang bukan piring, jadi ada sensasi tersendiri ketika menyantapnya. Porsinya memang tak begitu banyak, tapi cukuplah.
Ada yang belum tahu apa itu nasi liwet? Nasi liwet merupakan hidangan khas Indonesia berasal dari Solo. Dimasak dengan santan, kaldu ayam, dan rempah-rempah seperti daun salam dan serai. Sehingga memberikan aroma yang gurih. Berapa harganya? Dijamin bersahabat. Harga kaki lima pastinya. Kami memesan 7 porsi nasi liwet, plus 1 ketan, ditambah 3 air mineral, dan 4 teh tawar dengan total 84ribu. Jadi per porsi nasi liwet biasa sekitar 9ribuan. Murah bukan?
Pagi buta sekali, kereta yang kami tumpangi, KA Sembrani, tiba di Stasiun Pasar Turi, Surabaya pukul 4 pagi. Setelah Shalat Subuh, kami mencoba mencari sarapan. Tapi, sarapan apa yang buka di pagi hari? Jam 5 pagi di Surabaya sudah terang benderang.
Satu urusan membuat saya harus kembali ke Jombang. Jombang, merupakan kota kelahiran ayahdanda. Saat waktu makan siang, kami mencoba satu masakan khas Jawa Timur, yaitu pecel. kami pun menyambangi Pecel Pincuk Bu Ama, yang terletak di Jalan Wahab Hasbullah 29, Sambong, Jombang. Warung ini persis di pinggir jalan raya
Satu kebiasaan dari keponakan saya ialah mencoba kuliner yang sedang hits atau viral di Jakarta. Nah, kami mencoba satu kuliner yang saat ini sedang viral di Jakarta. Nama warung makan inu sebenarnya: Warung Gaul Ibu Ros. Berbentuk warung tenda kaki lima. Biasa para pengunjung menyebutnya: Ayam Goreng Gohyong Malaya.