RUJAK ULEK PASAR SUNAN GIRI. Ada yang menamakannya Rujak Bebeg, Rujak Bebek, atau Rujak Serut. Bahan utama rujak ulek ini adalah buah-buah segar, seperti jambu air, mangga, timun, pepaya muda, bengkoang, kedondong serta nanas muda. Sebagian penjual menambahkan pisang batu atau mengkudu muda dalam racikan. Semua bahan tersebut ditumbuk dalam alu atau cobek bersama bumbu.
ini dia, rujak ulek dengan gerobak yang mangkal
di depan gerobak
Bumbunya mulai dari gula merah, cabai rawit, garam, terasi, hingga kadang ditambah air asam. Para penikmat bisa menentukan jumlah cabai yang ingin dimasukkan dalam racikan. Atau tanpa cabai sekalipun bagi yang tidak doyan pedas. Di beberapa daerah di Jakarta, masih dijumpai tukang rujek ulek keliling. Tapi di zaman now, dijajakan di gerobak, seperti di Pasar Sunan Giri, yang konon sudah terkenal dengan rujak uleknya ini. Sang penjual mengatakan sudah puluhan tahun mereka berjualan di tempat ini. Gimana, ngiler kan?
Pagi buta sekali, kereta yang kami tumpangi, KA Sembrani, tiba di Stasiun Pasar Turi, Surabaya pukul 4 pagi. Setelah Shalat Subuh, kami mencoba mencari sarapan. Tapi, sarapan apa yang buka di pagi hari? Jam 5 pagi di Surabaya sudah terang benderang.
Satu urusan membuat saya harus kembali ke Jombang. Jombang, merupakan kota kelahiran ayahdanda. Saat waktu makan siang, kami mencoba satu masakan khas Jawa Timur, yaitu pecel. kami pun menyambangi Pecel Pincuk Bu Ama, yang terletak di Jalan Wahab Hasbullah 29, Sambong, Jombang. Warung ini persis di pinggir jalan raya
Satu kebiasaan dari keponakan saya ialah mencoba kuliner yang sedang hits atau viral di Jakarta. Nah, kami mencoba satu kuliner yang saat ini sedang viral di Jakarta. Nama warung makan inu sebenarnya: Warung Gaul Ibu Ros. Berbentuk warung tenda kaki lima. Biasa para pengunjung menyebutnya: Ayam Goreng Gohyong Malaya.