/ SAAT MAKAN SIANG YANG RAMAI, ANTRE, DAN SALING BEREBUTAN DI KARAWANG
SAAT MAKAN SIANG YANG RAMAI, ANTRE, DAN SALING BEREBUTAN DI KARAWANG
SAAT MAKAN SIANG YANG RAMAI, ANTRE, DAN SALING BEREBUTAN DI KARAWANG. Saat akhir pekan, kami mendatangi kembali rumah makan yang penuh kenangan di daerah Klari, Karawang. Bagi para pencinta kuliner, rumah makan ini sudah sangat populer. Namanya: Rumah Makan Walahar. Biasa disebut pula Pepes Bp. HM Dirja. Rumah makan ini sudah ada sejak lama.
Berada di ujung Bendungan Walahar. Lokasi ini juga merupakan kawasan wisata. Tempatnya cukup luas. Tersedia banyak meja dan kursi makan. Ada pula saung. Bisa makan pula secara lesehan. Sebelum sampai ke tempat ini, kami harus melalui jalan melewati bendungan yang hanya cukup satu mobil. Jadi bergantian untuk melewatinya.
sabar ya, menunggu giliran masuk
satu-satu masuk
hanya cukup 1 mobil
Bendungannya sendiri merupakan peninggalan zaman sebelum kemerdekaan. Memang banyak memori di tempat ini. Almarhum ibunda dan ayah suka sekali bersantap di sini. Menjadi tempat favorit untuk makan siang saat weekend bersama keluarga dan para cucunya.
Apa khasnya kuliner disini? Yang pasti masakannya khas sunda alias sundanesse food. Menu yang menjadi favorit para pengunjung di tempat ini ialah aneka pepes. Pepes apa saja. Ada pepes jambal, pepes ayam, pepes oncom, pepes jamur, pepes teri, pepes ikan mas, pepes ikan peda, dan pepes tahu. Tentu ada menu lain seperti karedok, sop daging sapi, sayur asem, udang goreng, ikan bakar gurame, ayam bakar, dan lain sebagainya. Oh ya, nasinya yang tersedia ialah nasi timbel yang menggunakan daun.
daftar menu terpampang
duh, belum makan saja sudah chubby mas Sonny..
Kami datang sekitar jam 11. Parkiran mobil sudah penuh.
full cuy..
Kami mencoba mencari meja yang kosong dan petugas yang melayani. Tapi nampaknya semua petugas sibuk. Ternyata, saat kami menghampiri tempat aneka makanan disajikan, yang juga merupakan bagian dapur, sudah ramai sekali pengunjung membludak.
Para pengunjung ramai mengerubungi aneka masakan yang masih tersedia. Bahkan banyak pengunjung yang juga ikutan masuk ke dalam, yang harusnya disana hanya petugas saja. Disini rupanya tak berlaku yang datang duluan dilayani. Harus gercep alias gerak cepat dan pro aktif.
harus gercep alias gerak cepat..
banyak yang ludes tandas, di belakang tampak pengunjung mencari menu yang masih ada
Saya bersama driver yang mengantar kami, langsung bergerak mengambil berbagai menu yang masih tersedia. Pokoknya apa yang ada langsung kami ambil dulu. Keburu disikat oleh pengunjung lain. Sayangnya, sudah banyak menu yang habis. Kebanyakan aneka pepes yang ludes tandas. Tapi syukurlah, kami masih kebagian beberapa.
Sebenarnya mekanisme makannya, saat pengunjung datang, pelayan mencatat pesanan di daftar pesanan. Pengunjung menunggu, lalu pesanan datang, santap makanan, setelah selesai baru bayar di kasir berdasar pesanan yang tercatat. Bukan prasmanan ya. Seharusnya begitu. Tapi ya itu tadi. Ramai dan membludak.
Kami sendiri menyantap pepes ikan mas, pepes ikan jambal, pepes ayam, karedok, pepes tahu, lalap, dan aneka minuman. Bukan apa-apa. Itu yang masih tersedia.
karedok, kesukaan saya
pepes tahu
pepes ayam
pepes ikan peda
pepes ikan mas
aneka pepes, sebelum dibuka
nasi timbel
nasi timbel sebelum dibuka
tak lupa lalap dan sambelnya
Berapa harganya? Menurut hemat saya, tergolong murah. Setidaknya untuk ukuran warga Jakarta. Misalnya saja pepes tahu 5 ribu rupiah, pepes ayam 18 ribu rupiah, pepes ikan mas 40 ribu rupiah, pepes jambal 10 ribu rupiah, dan nasi timbel seharga 6 ribu rupiah. Itu harga saat kami datang per 19 September 2021.
323 ribu yang kami harus bayar
Saran kami, sebaiknya rumah makan ini memakai manajer atau kepala pelayan agar lebih tertib dan lancar. Pengunjung juga saat datang bisa dengan nyaman menikmatinya tanpa harus berebutan. Sistem bayarnya pun masih manual. Itu pun berdasar apa yang dikatakan pengunjung pesan apa saja, baru dihitung. Jadi bukan hanya ada kemungkinan salah hitung, tapi juga salah mencatat pesanan. Bagaimana kalau ada yang pesan nasi 10 lalu bilangnya 5? Baiknya juga menggunakan mesin kasir, jadi tercatat.
Apakah saya kapok ke sini? Oh, tentu saja tidak. Lagi pula ini kami datang untuk yang kesekian kalinya ke tempat ini. Semoga saat kami nantinya kesini lagi sudah lebih baik. Untuk makanannya sendiri, mantap dan enak lah pokoknya. Itulah alasan kami mau mampir ke tempat ini terus. Penasaran kawan?
Alamat: RM Walahar Bp. H.M. Dirja Kawasan Industri Texmaco, JL. Raya Kosambi, No. 37, Klari, Jl. Bend. Walahar, Kiarapayung, Karawang, Kabupaten Karawang, Jawa Barat 41371
Pagi buta sekali, kereta yang kami tumpangi, KA Sembrani, tiba di Stasiun Pasar Turi, Surabaya pukul 4 pagi. Setelah Shalat Subuh, kami mencoba mencari sarapan. Tapi, sarapan apa yang buka di pagi hari? Jam 5 pagi di Surabaya sudah terang benderang.
Satu urusan membuat saya harus kembali ke Jombang. Jombang, merupakan kota kelahiran ayahdanda. Saat waktu makan siang, kami mencoba satu masakan khas Jawa Timur, yaitu pecel. kami pun menyambangi Pecel Pincuk Bu Ama, yang terletak di Jalan Wahab Hasbullah 29, Sambong, Jombang. Warung ini persis di pinggir jalan raya
Satu kebiasaan dari keponakan saya ialah mencoba kuliner yang sedang hits atau viral di Jakarta. Nah, kami mencoba satu kuliner yang saat ini sedang viral di Jakarta. Nama warung makan inu sebenarnya: Warung Gaul Ibu Ros. Berbentuk warung tenda kaki lima. Biasa para pengunjung menyebutnya: Ayam Goreng Gohyong Malaya.