SATE DARI HASIL KAWIN SILANG. Apa yang ada dipikiran Anda ketika disebut Brebes? Telor Asin. Tak salah memang. Tapi tahukah kamu bahwa Brebes tak hanya memiliki telor asin sebagai kuliner andalan.
Tahu bebek? Pasti tahu. Tahu entok atau mentok? Sebagian besar mungkin tahu. Entok atau mentok adalah unggas yang termasuk keluarga bebek. Bagaimana bila bebek dan entok dikawinkan, apa jadinya? Hasil silang antara bebek dan entok dinamakan blengong. Jangan ditanya rupanya seperti apa. Yang pasti gak jauh dari bebek wujudnya.
Nah, Brebes punya kuliner andalan yang tak kalah nikmatnya: sate blengong. Bagaimana rasanya? Daging blengong mirip bebek yang memiliki serat, namun lebih lembut bila dikunyah.
Sate Blengong
Telur-telur yang dihasilkan dari perkawinan bebek dan entok tak semuanya menghasilkan blengong. Kadang tak sampai setengahnya menghasilkan blengong. Misalnya dari 5 telur, kemungkinan hanya 1 hingga 2 yang bisa menjadi blengong. Nah sisanya? Ya kalau gak jadi bebek lagi, ya jadi entok. Namanya saja kawin silang. Bisa mirip ibunya, bisa mirip bapaknya, atau perpaduan diantara keduanya.
Oleh karena sulit didapat, makanya sate blengong tergolong tak murah. Satu tusuk dihargai antara 5ribu hingga 10ribu.
Bila kita mengenal sate dibakar. Sate blengong beda cara penyajiannya. Biasanya daging diungkep terlebih dahulu hingga matang dengan kuah bercampur bumbu rempah seperti kunyit dan jahe hingga menghasilkan kuah merah kekuningan yang pedas. Ini agar daging blengong yang disantap lebih empuk dan tidak berbau anyir.
Ada pula yang memang langsung dibakar layaknya sate pada umumnya. Tapi ini jarang ditemui. Setidaknya saya pernah mencicipi yang dibakar di RM Warung Ibu Sri Brebes. Bumbu untuk dibakar sama dengan sate ayam. Katanya sudah tidak ada lagi menu itu disana karena susah mencari blengong.
Sekitar satu-dua tahun lalu saya memang sering ke Brebes. Sayang bila kesana tidak mencicipi kuliner ini. Menyantap sate kambing, sate ayam, atau sate sapi mungkin sudah biasa. Cobalah kuliner ini. Datanglah ke Brebes.
Kuliner ini tak hanya ada di restoran atau rumah makan, tapi juga pedagang kali lima yang mangkal di tepi jalan. Di tengah pandemi saat ini, mungkin sulit ditemui pedagang yang menjual sate ini. Selain makin sulit didapat, harganya tak murah, ditambah situasi seperti ini. Kuliner Sate Blengong masih bisa dijumpai di Alun-Alun Brebes. Bukanya sore hingga hingga sekitar jam 8 malam. Lewat dari itu, tak dijamin bakal ditemui, biasanya sudah habis. Selamat berburu blengong. Oh ya, jangan lupa protokol kesehatan tetap dilakukan ya.
Pagi buta sekali, kereta yang kami tumpangi, KA Sembrani, tiba di Stasiun Pasar Turi, Surabaya pukul 4 pagi. Setelah Shalat Subuh, kami mencoba mencari sarapan. Tapi, sarapan apa yang buka di pagi hari? Jam 5 pagi di Surabaya sudah terang benderang.
Satu urusan membuat saya harus kembali ke Jombang. Jombang, merupakan kota kelahiran ayahdanda. Saat waktu makan siang, kami mencoba satu masakan khas Jawa Timur, yaitu pecel. kami pun menyambangi Pecel Pincuk Bu Ama, yang terletak di Jalan Wahab Hasbullah 29, Sambong, Jombang. Warung ini persis di pinggir jalan raya
Satu kebiasaan dari keponakan saya ialah mencoba kuliner yang sedang hits atau viral di Jakarta. Nah, kami mencoba satu kuliner yang saat ini sedang viral di Jakarta. Nama warung makan inu sebenarnya: Warung Gaul Ibu Ros. Berbentuk warung tenda kaki lima. Biasa para pengunjung menyebutnya: Ayam Goreng Gohyong Malaya.