a a a a a a a a a a a a a a a
Logo Header
Culinary

Culinary

Home /
/ TETIBA NGIDAM ULI PANGGANG
TETIBA NGIDAM ULI PANGGANG

TETIBA NGIDAM ULI PANGGANG

TETIBA NGIDAM ULI PANGGANG. Akhirnya, kesampaian juga saya makan uli panggang. Walau aslinya ingin yang dibakar. Entah mengapa sudah beberapa hari saya ngidam uli bakar. Ini berawal dari seorang kolega yang membawakan uli bakar ke kantor. Ia membeli dari pedagang yang dipikul di pintu keluar Stasiun Jatinegara pada sore hari selepas dari luar kota.

Dua kali saya ke stasiun Jatinegara mencari pedagang uli bakar tersebut. Tapi hasilnya nihil. Entah kemana si pedagang. Orang yang saya tanya pun tidak tahu. Mungkin karena pedagang yang dipikul, bisa pindah kemana saja.

Saya pun mencari uli bakar di tempat lain. Akhirnya saya temukan di Jl. Tebet Dalam II. Bila di googling, namanya Uli Bakar Pos Tebet Dalam II. Karena sebelahnya persis adalah pos jaga satpam.

Lagi-lagi saya harus gigit jari. Tiga kali kesana dengan hasil nihil. Sang pemilik waktu itu mengatakan bahan bakunya belum datang. Akhirnya tadi pagi, tepatnya dinihari jam 1, saya dapat menikmati uli panggang dengan ditaburi srundeng. Walau saya sudah makan malam, saya pesan 5 uli panggang untuk makan di tempat. Karena ngidam, habis juga saya sikat itu uli panggang plus taburan srundeng. Bodo amatlah urusan diet. Lupakan saja dulu.

alt text di depan warung

Sang pemilik, Kang Dean, dengan ditemani ayahnya, sudah berjualan sejak 1994. Jadi terbilang legendaris. Dan tempat ini buka 24 jam menurut empunya. Awalnya memang dibakar, tapi akhirnya si pemilik memilih dipanggang dengan kompor gas karena ruwet dan sulit mencari kayu bakar. Ya tak apalah.

alt text uli pangggang dengan srundeng dan gula putih

Uli adalah makanan yang dibuat dari beras ketan, pandan, dan santan dengan cara dikukus. Makanan ini berasal dari Jawa Barat. Biasa dijumpai di daerah Bandung, Bogor, dan pinggiran Jakarta. Beberapa menyebut makanan ini berasal dari Betawi.

alt text uli panggang

alt text tempat memanggang yang menggunakan kompor

Uli lebih enak disajikan dengan dibakar, dipanggang, atau digoreng dengan ditaburi oncom atau serundeng. Ada juga ditaburi gula pasir. Tergantung selera mana yang lebih disuka. Cocok dinikmati pada sore atau malam hari dengan ditemani teh atau kopi.

Tak cukup 5 saya makan, saya pesan 5 lagi untuk dibawa pulang. Duh, nikmat mana lagi yang didustakan. Nyam!

#ulibakar #uli #ulibakartebetdalam2 #ketanputih #kulinerlegendaris #kulinerjawabarat #kulinerjakartaselatan

Alamat:
Uli Bakar Pos Tebet Dalam II
Jl. Tebet Dalam II No.21, RT.7/RW.1, Tebet Bar., Kec. Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12810

Lokasi: https://goo.gl/maps/zJ2JJXt1Kuqzh5XV9





Lihat pula:
Instagram: https://www.instagram.com/sonny.wibisono.sonca/
Twitter: https://www.twitter.com/sonnywibisono
Youtube: https://www.youtube.com/channel/UCYHetftQlv2nf64YayuEW-g

Latest Post

SOTO DAGING MADURA CAK SUGIK SURABAYASOTO DAGING MADURA CAK SUGIK SURABAYA
Pagi buta sekali, kereta yang kami tumpangi, KA Sembrani, tiba di Stasiun Pasar Turi, Surabaya pukul 4 pagi. Setelah Shalat Subuh, kami mencoba mencari sarapan. Tapi, sarapan apa yang buka di pagi hari? Jam 5 pagi di Surabaya sudah terang benderang.
PECEL PINCUK BU AMA JOMBANGPECEL PINCUK BU AMA JOMBANG
Satu urusan membuat saya harus kembali ke Jombang. Jombang, merupakan kota kelahiran ayahdanda. Saat waktu makan siang, kami mencoba satu masakan khas Jawa Timur, yaitu pecel. kami pun menyambangi Pecel Pincuk Bu Ama, yang terletak di Jalan Wahab Hasbullah 29, Sambong, Jombang. Warung ini persis di pinggir jalan raya
AYAM GORENG GOHYONG MALAYA RELA ANTRE DAN MAKAN DI TANGGA PINTU MASUK PERKANTORANAYAM GORENG GOHYONG MALAYA. RELA ANTRE DAN MAKAN DI TANGGA PINTU MASUK PERKANTORAN
Satu kebiasaan dari keponakan saya ialah mencoba kuliner yang sedang hits atau viral di Jakarta. Nah, kami mencoba satu kuliner yang saat ini sedang viral di Jakarta. Nama warung makan inu sebenarnya: Warung Gaul Ibu Ros. Berbentuk warung tenda kaki lima. Biasa para pengunjung menyebutnya: Ayam Goreng Gohyong Malaya.
KOMENTAR