ULI BAKAR CIPUTAT. Seperti rindu yang harus dituntaskan sampai ke akar-akarnya, tak cukup hanya bertemu. Eh memang mau apa? Begitu pula kalau lagi ngidam, harus diselesaikan secara adat. Sudah beberapa hari ini kepingin makan uli bakar. Hanya saja belum kesampaian. Susah mencarinya di Jakarta, setidaknya saya tidak menemukan di daerah tempat tinggal dan kerja saya.
Ndilalahnya, hari ini ada urusan ke daerah Rempoa. Maka mampirlah ke tempat Uli Bakar Ciputat. Nama resminya tak ada. Bahkan plang dan papan nama pun tak ada. Hanya orang-orang menyebutnya: Uli Bakar Ciputat. Uli Bakar, penganan yang terbuat dari beras ketan, ditaburi serundeng dan gula putih. Biasanya ditemani secangkir kopi panas atau teh.
uli bakar siap dicocol serundeng dan gula putih
Kuliner ini termasuk legendaris. Sudah ada sejak 1981. Sang pemilik sudah wafat beberapa tahun sebelumnya, kini diteruskan oleh anaknya.
pemilik yang langsung melayani pembeli
Pembelinya memang sudah tak seramai dulu lagi. Dulu tempat ini disambangi mulai dari artis, anggota dewan, hingga pejabat setempat.
Awal mula berjualan di depan masjid Al-Jihad, Ciputat. Lalu pindah ke dalam areal pasar Ciputat. Adanya di belakang, dekat pintu masuk-keluar kendaraan. Warungnya sederhana, layaknya warung kopi pada umumnya. Tersedia pula menu mie rebus-goreng.
Satu potong uli seharga 2ribu. Cukup murah. Karena ngidam, saya pun langsung makan 5 uli di tempat. Ibu Maysaroh, sang pemilik sampai terheran-heran. Oh ya, namanya pasar, tentu mengikuti jam buka pasar ya.
Pagi buta sekali, kereta yang kami tumpangi, KA Sembrani, tiba di Stasiun Pasar Turi, Surabaya pukul 4 pagi. Setelah Shalat Subuh, kami mencoba mencari sarapan. Tapi, sarapan apa yang buka di pagi hari? Jam 5 pagi di Surabaya sudah terang benderang.
Satu urusan membuat saya harus kembali ke Jombang. Jombang, merupakan kota kelahiran ayahdanda. Saat waktu makan siang, kami mencoba satu masakan khas Jawa Timur, yaitu pecel. kami pun menyambangi Pecel Pincuk Bu Ama, yang terletak di Jalan Wahab Hasbullah 29, Sambong, Jombang. Warung ini persis di pinggir jalan raya
Satu kebiasaan dari keponakan saya ialah mencoba kuliner yang sedang hits atau viral di Jakarta. Nah, kami mencoba satu kuliner yang saat ini sedang viral di Jakarta. Nama warung makan inu sebenarnya: Warung Gaul Ibu Ros. Berbentuk warung tenda kaki lima. Biasa para pengunjung menyebutnya: Ayam Goreng Gohyong Malaya.