Namanya Firmansyah. Dipanggil Pak Firman. Sehari-hari menjual isi gas korek api. Biasa mangkal di daerah Jatinegara. Pagi jam tujuh, ia sudah ada disana. Ketika matahari mulai terbenam, barulah ia beranjak pulang. Ia selalu tersenyum kepada setiap pembeli. Tak ada guratan kecewa dalam wajahnya.
Seorang kawan dengan penuh kebanggaan menulis status di media sosial. Anak semata wayangnya diterima di perguruan tinggi negeri, biasa disingkat PTN. Seleksi penerimaan mahasiswa PTN memang baru saja diumumkan. Namanya UTBK atau Ujian Tulis Berbasis Komputer.
Bila Anda tidak memberi kabar kepada keluarga terdekat, handai taulan, ataupun teman Anda, dari mana mereka tahu bahwa Anda baik-baik saja? Begitu pula sebaliknya.
Dikeheningan pagi, saat jam masih menunjukkan pukul 3 pagi, Alefta memasuki mobilnya. Ia harus berangkat ke Bandara Soekarno-Hatta. Jarak tempuh Pondok Gede menuju Bandara lumayan jauh. Lebih dari 40 km.
Meja itu terisi oleh tiga orang dengan dua cangkir kopi dan satu teh panas. Menjelang senja, di satu kedai kopi di kawasan Rawamangun, kami bertiga duduk sambil berbincang ngalor-ngidul. Kopi dan teh panas menghangatkan sore yang mulai dingin oleh gerimis hujan.