a a a a a a a a a a a a a a a
Logo Header
Message Of Monday

Message Of Monday

Home /
/ Apa yang Sudah Anda Lakukan
Apa yang Sudah Anda Lakukan

Apa yang Sudah Anda Lakukan

Message of Monday – Senin, 12 Juli 2021
Apa yang Sudah Anda Lakukan
Oleh: Sonny Wibisono *

“Perbuatan besar terdiri dari perbuatan kecil."
-- Lao Tzu

Pandemi selama dua tahun ini benar-benar menguras emosi masyarakat. Kejenuhan melanda masyarakat yang terkurung bagai burung dalam sangkar. Banyak yang stress. Narkoba pun menjadi pelarian. Itu menjadi berita viral minggu lalu. Dimana sepasang artis memakai narkoba karena stress menghadapi pandemi. Tapi tak sedikit pula yang mencoba berpikir positif. Karena memang begitulah seharusnya.

Faktanya, Pemerintah pusat dan daerah telah melakukan berbagai upaya dalam menanggulangi wabah virus corona. Semua ingin wabah ini segera berakhir. Berbagai kebijakan telah ditelurkan. Walau begitu, kritik tetap saja mengalir. Datang dari sana-sini. Tak terkecuali saat beberapa tokoh melontarkan kritiknya. Kritik pun dibalas kritik. Media sosial pun gegap gempita seperti biasa. Kepada sang pengkritik, beberapa netizen bertanya, ‘Nah, Anda sendiri, apa yang sudah Anda lakukan?’

Kalimat ‘apa yang sudah Anda lakukan’ belakangan ini nyatanya mudah ditemui di media sosial. Media sosial kita memang penuh dinamika. Itu terjadi sejak awal. Makin kesini makin penuh warna. Bisa dimaklumi, itu akibat pandemi yang belum berakhir, dan kehidupan dirasa makin berat.

Banyak netizen saling mempertanyakan satu sama lain selama pandemi ini. Umumnya mereka berkicau via media sosial. Apakah yang bertanya lebih baik dari yang ditanya? Postingan siapapun sejatinya tidak mencerminkan orang tersebut sudah atau belum melakukan sesuatu. Semakin ia rajin memposting, bukan jaminan ia telah banyak berbuat hal. Seseorang yang jarang atau tidak memposting sesuatu, tidak pula ia belum atau tidak melakukan apa-apa.

Mungkin pula, ada yang memposting sesuatu yang tak ada hubungan dengan pandemi ini, bernada cabul misalnya. Tapi itu tidak berarti ia tidak berbuat sesuatu. Empati dan simpati seseorang tak bisa hanya dibaca dari postingannya di media sosial.

Menurut saya, suatu pandangan yang keliru bila melihat seseorang hanya dari postingnya atau aktifnya di media sosial. Saya teringat, dalam satu artikel, ada empat tipe orang di media sosial yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari di dunia nyata.

Yang pertama, orang dengan tipe melakukan sesuatu dengan tangan kanan tanpa tangan kiri tahu. Ia tak perlu gembar-gembor di media sosial. Kedua, orang yang gembar-gembor melalui media sosial, tapi faktanya memang orang tersebut telah banyak melakukan sesuatu. Ketiga, orang yang hanya diam, tapi juga dalam diamnya tidak melakukan apa-apa sama sekali. Disini kita mungkin bisa berpikir positif. Bisa jadi karena keterbatasan yang dimiliki orang tersebut. Dan terakhir, orang yang gembar-gembor di media sosial, tapi sebenarnya tidak ada aksi sama sekali. Orang bilang nato alias no action talk only.

Saya hendak bercerita mengenai beberapa kolega saya seminggu terakhir ini. Mereka umumnya memiliki media sosial. Sebagian diantaranya aktif. Sebagian lagi pasif. Hanya sekedar melihat berita. Beberapa diantaranya bahkan hanya membuka media sosial sebulan sekali. Itupun kalau ingat.

Nah, baru-baru ini mereka mencoba berkolaborasi. Idenya sungguh menarik. Membuat shelter atau tempat isolasi mandiri yang memadai. Itu ide secara infrastruktur. Ide secara sosial, mereka mencoba membuat apa yang dinamakan ‘teman pulih’, yaitu dukungan psiko-sosial bagi tenaga kesehatan. Biar bagaimanapun, kesehatan mental para tenaga kesehatan menjadi hal yang penting dan perlu diperhatikan. Merekalah ujung tombak selama pandemi ini. Dan hebatnya, dalam mewujudkan gagasan ini, para kolega tak perlu koar-koar di media sosial.

Jadi, jangan pernah underestimated terhadap orang disekitar Anda. Tak perlu juga jumawa terhadap apa-apa yang telah Anda lakukan. Karena di atas langit masih ada langit. Terus lakukan saja kebaikan. Dengan atau tanpa orang lain mengetahui.

Bagaimana bila Anda ditanya apa yang sudah dilakukan? Bila saya ditanya seperti itu, saya harus lihat konteksnya. Bila just test the water, atau hanya untuk menguji saja, saya akan tanya balik, ‘mengapa Anda bertanya begitu’ dan ‘apa perlunya Anda bertanya begitu.’ Tetapi jika dalam konteks melebarkan jejaring, tak ada salahnya Anda bercerita apa saja yang telah Anda lakukan. Syukur-syukur itu sebagai awal suatu tindakan yang lebih besar lagi bagi negeri ini.

Saat ini, yang perlu kita lakukan secara bersama-sama ialah menjaga fokus untuk tetap mencari solusi menghadapi wabah ini. Dan itu dapat dilakukan dengan berkolaborasi. Siapapun itu, dimasa sekarang ini, harusnya diperlakukan sebagai sekumpulan potensi. Jangan dianggap sebagai musuh. Dengan segala potensi yang ada, kita bisa ajak siapapun untuk bekerja sama. Kerjasama dapat dilakukan bila silaturahmi terjalin dengan baik. Nah, bagaimana bisa berkolaborasi kalau silaturahmi saja buruk. Atau belum-belum sudah apriori.

Mulai saat ini, berhentilah menilai orang lain dengan perspektif negatif. Daripada berfokus mencela atau menilai orang lain, mengapa tidak berfokus mengapresiasi? Dengan apresiasi dapat melahirkan berbagai potensi yang ada. Potensi itu banyak tapi tersembunyi. Perlu pula diingat, sumber daya kita sudah terbatas. Jadi manfaatkan semua potensi yang ada. Perlu ditanamkan dalam hati, musuh kita itu bukan perbedaan politik tetapi covid yang perlu dibasmi bersama.

Kepada para pengambil kebijakan, juga perlu diperhatikan, daripada defensif, mengapa tidak meminta masukan dari berbagai pihak. Lebih-lebih yang kompeten. Jangan juga melihat pengkritik sebagai musuh. Anggaplah kritik sebagai kepedulian.

Masalah-masalah bangsa ini sesungguhnya dapat kita atasi dengan baik bila semua pihak mau berpikir secara terbuka dan jernih. Mungkinkah? Sejak dulu, saya selalu memiliki keyakinan yang kuat terhadap negeri ini. Semoga.

* Penulis buku ‘Message of Monday’, Elexmedia, 2009 dan Ref Grafika Publishing, 2012

Photo by Huy Chien Tran from Pexels

Latest Post

Tergoda Isu ViralTergoda Isu Viral
Dalam beberapa hari terakhir ini di media sosial bersliweran isu mengenai kasus pernikahan satu keluarga yang viral. Isu ini bahkan oleh sebagian pihak dijadikan meme.
Belanja Bijak Belanja CermatBelanja Bijak, Belanja Cermat
Bulan Desember identik dengan berbagai hal. Seperti peringatan Natal, musim dingin, atau perayaan tahun baru. Apa lagi? Tak hanya itu, Desember konon surganya bagi para konsumen untuk berbelanja dengan harga murah. Mengapa?
Selamat Datang 2023Selamat Datang 2023!
Tahun 2023 baru saja kita songsong dengan penuh keyakinan. Walau begitu, ada beberapa nada sumbang terdengar dalam menyambut tahun baru ini. Beberapa pengamat meramalkan bahwa perekonomian global di tahun 2023 akan terasa gelap. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam satu orasi ilmiah mengatakan setidaknya ada 4 faktor penyebab ekonomi global tidak dalam kondisi baik-baik saja.
KOMENTAR