Message of Monday – Senin, 3 Oktober 2022 Bagaimana Cara Bersyukur Oleh: Sonny Wibisono *
“Bersyukurlah atas segala anugerah dan musibah yang menimpa dirimu.” -- Anonim
Dalam satu diskusi santai di sore hari, seorang kawan melontarkan satu pertanyaan susah-susah gampang, ‘bagaimana caranya bersyukur’. Sang kawan menanyakan hal itu karena sering kali mendengar kalimat ‘kita harus pandai bersyukur’. Bahkan ia mengatakan, beberapa artikel yang saya tulis kerap menyinggung pernyataan itu. Pertanyaannya terlihat mudah. Tapi bisa jadi tiap orang berbeda jawabannya.
Pertanyaan itu tentu tak bisa dijawab secara normatif. Jawabannya harus teknis. How, bagaimana caranya. Nah, maka itu ia bertanya, bagaimana contoh konkretnya dalam bersyukur.
Tentu ada banyak cara dalam mengungkapkan rasa syukur. Tapi secara garis besar, ada dua hal pokok yang perlu digaris bawahi. Pertama, bersyukur dalam setiap ibadah yang kita lakukan. Kedua, dengan tindakan secara langsung.
Dalam ibadah, mengungkapkan rasa syukur tentunya dapat dilakukan menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Saya tak akan membahas poin pertama ini.
Nah, untuk poin kedua, dengan tindakan secara langsung, dapat dimaknai banyak hal. Sebagian masyarakat mengartikan satu cara bersyukur ialah dengan memberi kepada orang lain. Bahasa sederhananya: sedekah. Dengan apa? Yang paling terlihat secara kasat mata ialah dengan materi. Memberi uang, makan dan minum, atau harta benda lainnya.
Memberi dapat juga berarti secara non-materi. Misalnya, membantu pekerjaan orang lain atau suatu organisasi tanpa dibayar sepersenpun. Satu contoh konkret, suatu lembaga bantuan hukum yang memberikan jasa bantuan hukum kepada mereka yang tidak mampu. Eh ya, memberi senyuman juga berarti sedekah loh.
Tapi, bersyukur tak harus dimaknai dengan tindakan yang segala sesuatunya dapat diukur. Memberi uang, dapat diukur dengan nomimal yang diberikan. Bila dengan harta benda, dapat dinilai dengan kuantitas dan perkiraan harga.
Ada banyak cara bersyukur yang tak dapat diukur, bahkan tak dapat dilihat secara kasat mata. Misalnya? Oh, banyak. Tidak banyak mengeluh. Menerima apa adanya, juga bagian dari rasa bersyukur. Bersyukur berarti menerima sepenuhnya apa yang telah menjadi bagian dari kita tanpa harus menggugat apalagi mengeluhkan kekurangan apapun.
Bersyukur, dapat juga dimaknai menerima semua hal yang didapat, baik keberhasilan ataupun kegagalan. Baik anugerah, bahkan musibah sekalipun. Tapi patut diingat, bersyukur bukan berarti menerima lalu pasrah. Melainkan berusaha dengan segala upaya untuk mewujudkan semua keinginan tersebut. Itu juga satu cara bersyukur.
Bekerja dengan sungguh-sungguh dapat pula diartikan sebagai cara bersyukur. Dalam konteks menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu dan sesuai target yang diharapkan. Dengan kata lain, bekerja secara profesional.
Apalagi? Membahagiakan orang-orang yang dicintai juga satu cara mengungkapkan rasa bersyukur. Kepada orangtua, saudara kandung, anak, pasangan, atau saudara jauh. Misalnya, mengajak makan bersama dengan orangtua di tempat yang mereka senangi, baik makanannya ataupun suasananya. Walau bisa jadi, kita sendiri tak menyukai makanan yang disenangi orangtua tersebut.
Oh ya, merawat diri sendiri pun juga bagian dari rasa bersyukur. Istilah anak muda sekarang, kita perlu waktu untuk ‘me time’. Ada saat-saat dimana kita perlu memanjakan diri sendiri. Saat seseorang memiliki kemampuan melakukan hal tersebut, sejatinya ia berhak untuk self-care, yakni menjaga diri tetap sehat, baik secara fisik, mental, dan juga spiritual.
Tak hanya itu, seseorang pun berhak untuk self-reward, melakukan sesuatu sebagai bentuk penghargaan untuk diri sendiri. Memberikan selamat pada diri sendiri saat tujuan telah tercapai. Ini dapat juga diartikan sebagai bentuk dari rasa syukur.
Jangan lupa, menjaga kesehatan dengan hidup teratur, rutin berolahraga, dan pola makan-minum yang baik, juga bentuk dari rasa syukur.
Intinya, ada banyak cara untuk bersyukur. Atau Anda sendiri mempunyai cara lain dalam bersyukur? Saya yakin, Anda pun memiliki cara-cara tersendiri. Yang hanya Anda sendiri yang tahu kapan dan di mana cara itu harus dilakukan.
Seorang kawan bahkan memiliki kebiasaan unik dalam mengungkap syukur. Ia mendatangi taman. Lalu duduk dan menikmati suasana sekitar. Tak salah kan? Ada pula kawan saya yang menyukai suasana pantai atau laut. Ia bahkan sudah mengatur jadwal ke tempat mana yang ada laut atau pantainya yang harus dikunjungi. Bukankah mengagumi keindahan ciptaan Tuhan juga merupakan bagian dari rasa syukur? Begitu kata sang kawan.
Ah, ada banyak cara. Terserah Anda. Apapun itu, satu hal ingin saya sampaikan, jangan lupa bersyukur setiap saat dalam segala hal.
* Penulis buku ‘Message of Monday’, Elexmedia, 2009 dan Ref Grafika Publishing, 2012
Dalam beberapa hari terakhir ini di media sosial bersliweran isu mengenai kasus pernikahan satu keluarga yang viral. Isu ini bahkan oleh sebagian pihak dijadikan meme.
Bulan Desember identik dengan berbagai hal. Seperti peringatan Natal, musim dingin, atau perayaan tahun baru. Apa lagi? Tak hanya itu, Desember konon surganya bagi para konsumen untuk berbelanja dengan harga murah. Mengapa?
Tahun 2023 baru saja kita songsong dengan penuh keyakinan. Walau begitu, ada beberapa nada sumbang terdengar dalam menyambut tahun baru ini. Beberapa pengamat meramalkan bahwa perekonomian global di tahun 2023 akan terasa gelap. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam satu orasi ilmiah mengatakan setidaknya ada 4 faktor penyebab ekonomi global tidak dalam kondisi baik-baik saja.