Message of Monday – Senin, 26 Juli 2021 Bekerja Dalam Sunyi Oleh: Sonny Wibisono *
“Success isn't always about greatness. It's about consistency. Consistent hard work leads to success. Greatness will come.” -- Dwayne Johnson, aktor
Di tengah kabar duka yang datang silih berganti, kabar menggembirakan datang dari negeri seberang. Atlet angkat besi Eko Yuli Irawan tampil gemilang dengan menyabet medali perak di kelas 61 kg. Eko Yuli berhak mendapatkan medali perak setelah menempati peringkat kedua dengan total angkatan 302 kg.
Raihan ini menambah pundi perolehan medali Indonesia setelah sebelumnya lifter putri Windy Cantika Aisah merebut perunggu di kelas 49 kg dalam cabang olahraga yang sama.
Ada catatan menarik tersendiri dari Eko Yuli. Saat ini, Eko Yuli menjadi atlet Indonesia pertama dan satu-satunya dengan koleksi medali olimpiade terbanyak sepanjang sejarah. Secara keseluruhan, Eko Yuli telah menyabet empat medali sejak terjun pertama kali dalam Olimpiade Beijing 2008.
Di Beijing 2008, Eko Yuli berhasil meraih medali perunggu di kelas 56 kg. Hasil yang sama didapat Eko Yuli dengan raihan perunggu pada Olimpiade London 2012 di kelas 62 kg. Empat tahun berikutnya, Eko Yuli kembali turun di kelas 62 kg dan sukses meraih medali perak Olimpiade Rio 2016.
Keberhasilan Eko Yuli tentu membanggakan seluruh rakyat Indonesia. Apa yang ditorehkan Eko Yuli seperti oase di padang pasir. Bak penyejuk di tengah panasnya sinar matahari. Mengingat dalam beberapa hari terakhir ini beranda media sosial kita dipenuhi kabar duka cita wafatnya keluarga, kerabat, dan handai taulan yang terkena virus corona.
Ada satu momen mengharukan saat Eko Yuli tampil dalam video singkat di instagram pribadinya. Eko Yuli menyampaikan terimakasih atas dukungan dan doa dari seluruh rakyat Indonesia. Tapi ia juga meminta maaf kepada rakyat Indonesia. Ia melayangkan maaf karena tak dapat memperoleh medali emas. Walau begitu, Eko Yuli tetap merasa bersyukur dengan perolehan medalinya.
Sontak, netizen pun ramai berkomentar di media sosial. Banyak yang mengatakan Eko Yuli tak perlu meminta maaf. Bahkan budayawan Sujiwo Tejo, lewat akun twitternya memuji moral Eko yang berani untuk meminta maaf.
Keberhasilan Eko Yuli memberi banyak hikmah yang bisa dipetik. Keterbatasan ekonomi tak menyurutkan langkahnya untuk terus berjuang mewujudkan cita-citanya. Diceritakan bahwa pria asal Kota Metro, Lampung tersebut berasal dari keluarga kurang mampu. Rumahnya hanya terbuat dari bilik. Eko Yuli harus dapat membagi waktu antara latihan dan membantu ekonomi keluarga.
Dibalik keterbatasannya, ia tetap konsisten dan tekun berlatih. Eko Yuli benar-benar bekerja dalam sunyi. Selama ini orang tak mengenal dirinya. Tak tahu apa yang telah dilakukannya. Ia pun tak perlu gembar-gembor. Banyak sebenarnya orang-orang seperti ini. Tahu-tahu namanya populer bagi jutaan masyarakat Indonesia. Karena prestasi tentunya.
Satu hal lagi yang juga perlu digaris bawahi. Walau ia telah membuktikannya melalui prestasi, Eko Yuli tetap rendah hati. Sejatinya, ia tak perlu meminta maaf. Ini menegaskan sikapnya yang terpuji.
Semoga apa yang telah diraih Eko Yuli mampu memberikan semangat, teladan, dan energi positif bagi bangsa Indonesia. Tekad yang kuat, konsisten dalam berusaha, dan tak kenal menyerah kiranya dapat menularkan kepada masyarakat Indonesia, khususnya kepada generasi muda. Kedepannya, semoga ada Eko Yuli-Eko Yuli lainnya yang menyusul. Sekali lagi, selamat untuk Eko Yuli. Salut!
* Penulis buku ‘Message of Monday’, Elexmedia, 2009 dan Ref Grafika Publishing, 2012
Dalam beberapa hari terakhir ini di media sosial bersliweran isu mengenai kasus pernikahan satu keluarga yang viral. Isu ini bahkan oleh sebagian pihak dijadikan meme.
Bulan Desember identik dengan berbagai hal. Seperti peringatan Natal, musim dingin, atau perayaan tahun baru. Apa lagi? Tak hanya itu, Desember konon surganya bagi para konsumen untuk berbelanja dengan harga murah. Mengapa?
Tahun 2023 baru saja kita songsong dengan penuh keyakinan. Walau begitu, ada beberapa nada sumbang terdengar dalam menyambut tahun baru ini. Beberapa pengamat meramalkan bahwa perekonomian global di tahun 2023 akan terasa gelap. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam satu orasi ilmiah mengatakan setidaknya ada 4 faktor penyebab ekonomi global tidak dalam kondisi baik-baik saja.