Message of Monday - Senin, 11 Februari 2008 Belajar dari Kesalahan dan Kelalaian Oleh: Sonny Wibisono
"Kesalahan sesungguhnya adalah ketika kita tidak belajar dari sebuah kesalahan." -- John Powell, British film score composer
Dalam bekerja, saya berani bertaruh, Anda pasti pernah melakukan kesalahan-kesalahan (errors) dan kelalaian-kelalaian (oversights). Pertanyaannya, seberapa sering Anda melakukannya? Manusia adalah gudangnya alpa dan kesalahan. Kesalahan dan kelalaian yang kita buat, sekecil apapun, tidak hanya merugikan diri sendiri, menghabiskan waktu yang terbuang percuma, bahkan mengakibatkan perusahaan menanggung biaya yang besar.
Kisah ini bisa jadi contoh. Pada 1997, beberapa bulan sebelum krisis moneter melanda negeri ini, sebuah proyek pembangunan gedung bertingkat dilaksanakan di Jalan MT Haryono, Jakarta Selatan. Saat itu proyek memasuki tahap pembangunan tiang pancang pondasi. Pengeboran akan dilakukan di sejumlah titik yang telah ditentukan ordinatnya. Setelah mendapat laporan dari bawahannya, seorang operator lapangan mulai menunjuk titik yang akan dilakukan pengeboran. Pekerjaan pun dilakukan.
Setelah seharian penuh mereka bekerja ternyata terjadi sesuatu. Seorang bawahan melaporkan telah terjadi kesalahan pada titik tersebut. Titik itu bukanlah lokasi yang harus dibor. Karena menyangkut pondasi dan struktur bangunan secara keseluruhan, tak ada jalan lain, pengeboran harus dihentikan. Padahal kedalamannya telah mencapai puluhan meter. Pengeboran tetap harus sesuai dengan ordinat yang telah ditentukan menurut rencana gambar yang telah disepakati.
Esok harinya, Project Manager memanggil sang operator. Dia menanyakan soal kesalahan pengeboran tersebut. Kesalahan terjadi karena sang operator lapangan tidak mengecek terlebih dahulu laporan dari bawahannya dan mempercayainya mentah-mentah.
Project Manager pun bertanya, "Berapa biaya yang telah dikeluarkan akibat kesalahan yang kamu lakukan?"
"Dua puluh juta pak." jawab operator dengan muka merah menahan malu sekaligus ketakutan. Itu biaya yang dikeluarkan untuk menyewa peralatan dan tenaga untuk tiap jamnya. Tentu saja biaya pada saat sebelum krisis 1997 itu tidak bisa disamakan pada saat sekarang ini.
"Dua puluh juta perusahaan harus menanggung biaya secara sia-sia." kata sang Project Manager.
"Betul Pak. Maaf, Bapak mau memecat saya?" sang operator langsung ke pokok persoalan.
"Memecat kamu? Bercanda kamu... Itu artinya saya harus mencari tenaga baru, merekrut lagi, melatih kembali dan itu sama juga dengan biaya. Bahkan tak ada jaminan kesalahan tak akan terulang. Tidak, saya tidak akan memecat kamu. Tapi jangan kamu mengulangi lagi. Anggap saja kamu baru saja belajar dengan perusahaan menanggung biaya sebesar dua puluh juta. Tapi sekali lagi kamu melakukan kesalahan, tidak ada ampun lagi." Project Manager berkata tegas.
Kesalahan dan kelalaian yang terjadi dalam contoh kisah nyata di atas sebenarnya tidak perlu terjadi bila kita mau meluangkan waktu sedikit saja untuk mengecek ulang pekerjaan kita. Kecepatan memang penting, tetapi ketepatan lebih penting lagi.
Membaca ulang hasil laporan, mengecek ulang laporan bawahan bahkan turun sendiri ke lapangan melihat langsung pekerjaan yang akan dikerjakan, meneliti kembali angka- angka hasil perhitungan, atau bahkan membaca kembali memo dan surat merupakan bagian dari kecermatan dan ketelitian dalam bekerja.
Dan patut diingat, jangan sekali-kali mengandalkan orang lain untuk menemukan kesalahan dan kemudian memperbaikinya. Kesalahan dan kelalaian yang sering dijumpai, bila bawahan mengasumsikan pekerjaan akan diperiksa oleh atasannya dan sang atasan mengasumsikan bahwa pekerjaan telah diselesaikan oleh bawahan, bahkan hanya dengan mengandalkan memo dan paraf saja. Yang terjadi, keduanya tidak melakukan pengecekan dan akhirnya kesalahan lolos terjadi.
Kesalahan dan kelalaian bukan hanya dapat merugikan perusahaan, tetapi juga mitra kerja perusahaan, baik customer, pemasok barang dan jasa, pemegang saham ataupun pemilik. Reputasi perusahaan bahkan dipertaruhkan di sini.
Kesalahan dan kelalaian dapat terjadi dalam jenis pekerjaan apa pun, tanpa melihat status dan jabatan si pekerja. Pekerjaan apa pun yang kita lakukan, sejak dari awal memerlukan tingkat kecermatan dan ketelitian dan selalu bersikap korektif. Diperlukan waktu ekstra untuk kecermatan dan ketelitian dalam bekerja, memang begitulah seharusnya bila mutu terbaik yang kita inginkan.
Mulai sekarang, jangan ragu-ragu meluangkan waktu ekstra Anda untuk mengecek kembali pekerjaan yang akan dan telah Anda lakukan.
Dalam beberapa hari terakhir ini di media sosial bersliweran isu mengenai kasus pernikahan satu keluarga yang viral. Isu ini bahkan oleh sebagian pihak dijadikan meme.
Bulan Desember identik dengan berbagai hal. Seperti peringatan Natal, musim dingin, atau perayaan tahun baru. Apa lagi? Tak hanya itu, Desember konon surganya bagi para konsumen untuk berbelanja dengan harga murah. Mengapa?
Tahun 2023 baru saja kita songsong dengan penuh keyakinan. Walau begitu, ada beberapa nada sumbang terdengar dalam menyambut tahun baru ini. Beberapa pengamat meramalkan bahwa perekonomian global di tahun 2023 akan terasa gelap. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam satu orasi ilmiah mengatakan setidaknya ada 4 faktor penyebab ekonomi global tidak dalam kondisi baik-baik saja.