Message of Monday – Senin, 12 Desember 2022 Belanja Bijak, Belanja Cermat Oleh: Sonny Wibisono *
“People buy things they don't need, with money they don't have, to impress people they don't like.” -- Clive Charles Hamilton, a Professor of Public Ethics
Bulan Desember identik dengan berbagai hal. Seperti peringatan Natal, musim dingin, atau perayaan tahun baru. Apa lagi? Tak hanya itu, Desember konon surganya bagi para konsumen untuk berbelanja dengan harga murah. Mengapa? Karena di bulan ini biasanya diadakan diskon besar-besaran. Tak aneh misalnya, ada istilah midnight sale, yang diadakan oleh pusat perbelanjaan dalam menggelar barang dagangannya. Namanya midnight, tentu diadakan hingga tengah malam. Bahkan bila perlu sampai menjelang dini hari. Itu secara offline. Alias kita harus mendatangi sendiri pusat perbelanjaannya.
Saat ini, ada pula hari yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat untuk dapat berbelanja secara online. Kita mengenalnya sebagai Hari Belanja Online Nasional atau disingkat Harbolnas. Diadakan setiap tanggal 12 Desember. Harbolnas dicetuskan pertama kali pada tahun 2012 oleh beberapa perusahaan e-commerce di Indonesia. Mereka umumnya tergabung dalam Asosiasi E-commerce Indonesia atau disingkat IdeA. Tujuannya untuk mendorong dan mengedukasi masyarakat mengenai kemudahan berbelanja secara online atau daring.
Nah, kebetulan sekarang tanggal 12. Jatuh hari Senin. Mungkin sudah ada yang bersiap-siap dalam berburu segala pernak-pernik yang diinginkan. Tapi sebelum berbelanja, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para konsumen. Apa saja?
Belanjalah sesuai kebutuhan bukan keinginan. Ini yang utama, kita harus bisa membedakan antara keinginan (want) dan kebutuhan (need). Lantas di mana letak bedanya? Sederhana membedakannya. Misal, makan adalah kebutuhan. Tapi makan enak dengan harga mahal itu adalah keinginan. Tentu ini berlaku pula dalam skala kebutuhan yang lain. Di luar kebutuhan primer, alangkah eloknya juga berlaku demikian.
Buatlah skala prioritas kebutuhan. Buatlah kebutuhan apa saja yang memang harus dibeli sesuai skala prioritas. Tentu harus berurut. Semakin ke bawah, semakin kecil skala prioritasnya.
Beri batasan nominal pengeluaran. Anda tetap harus mematok jumlah pengeluaran terhadap barang-barang yang ingin Anda beli. Bila tidak, dompet Anda bisa jebol. Semua barang bisa jadi Anda butuhkan, tetapi tetap Anda harus melihat kemampuan keuangan Anda. Tiap orang tentu berbeda. Walau seandainya diskon yang diberikan oleh penjual cukup besar, tetap harus ada batasan.
Pilih situs belanja yang terpercaya. Ini penting. Teliti terlebih dahulu terhadap situs belanja yang Anda tuju. Pastikan bahwa sang penjual kredibel, memiliki reputasi baik, tidak banyak keluhan dari konsumen, dan komentar atau review positif dari konsumen. Bisa juga kita mencek reputasi penjual dengan mesin pencari
Hindari penawaran yang tidak masuk akal. Barang yang ingin kita beli sepintas terlihat murah. Misalnya saja ditulis diskon 80 persen, harganya pun menjadi 20 ribu rupiah. Padahal, sebelumnya harga itu sudah dinaikkan berkali lipat. Tidak ada yang salah dengan yang ditawarkan sang penjual. Karena mereka mencantum harga awal dan harga setelah diskon. Disinilah kita harus cermat.
Tetap waspada dengan segala penipuan dan kejahatan cyber. Teknologi makin maju, maka kejahatan juga makin canggih. Pastikan Anda belanja dengan aman dan nyaman. Bila Anda merasa kurang secure, jangan ragu untuk membatalkan keinginan Anda dalam membeli. Jangan terlalu memaksakan semua harus dibeli secara online.Toh, Anda masih bisa membeli secara offline.
Akhir kata, selamat berbelanja! Happy nice shopping, my friends!
* Penulis buku ‘Message of Monday’, Elexmedia, 2009 dan Ref Grafika Publishing, 2012
Dalam beberapa hari terakhir ini di media sosial bersliweran isu mengenai kasus pernikahan satu keluarga yang viral. Isu ini bahkan oleh sebagian pihak dijadikan meme.
Bulan Desember identik dengan berbagai hal. Seperti peringatan Natal, musim dingin, atau perayaan tahun baru. Apa lagi? Tak hanya itu, Desember konon surganya bagi para konsumen untuk berbelanja dengan harga murah. Mengapa?
Tahun 2023 baru saja kita songsong dengan penuh keyakinan. Walau begitu, ada beberapa nada sumbang terdengar dalam menyambut tahun baru ini. Beberapa pengamat meramalkan bahwa perekonomian global di tahun 2023 akan terasa gelap. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam satu orasi ilmiah mengatakan setidaknya ada 4 faktor penyebab ekonomi global tidak dalam kondisi baik-baik saja.