a a a a a a a a a a a a a a a
Logo Header
Message Of Monday

Message Of Monday

Home /
/ Mari Belajar Pada Halimah
Mari Belajar Pada Halimah

Mari Belajar Pada Halimah

Message of Monday – Senin, 17 Januari 2022
Mari Belajar Pada Halimah
Oleh: Sonny Wibisono *

"Kejujuran adalah mata uang yang berlaku dimana-mana."
-- Anonim

Bandara Soekarno-Hatta, Jumat, 29 Oktober 2021. Tak ada yang istimewa bagi Halimah. Seperti biasa, dia melakukan pekerjaannya mengepel lantai di ruang tunggu Area Central Corridor Departure Terminal 2E. Pekerjaannya memang petugas kebersihan. Tiba-tiba matanya melihat tas tangan yang tergeletak di satu kursi tunggu. Tak ada orang di sekitarnya. Jelas, ada seseorang yang terlupa membawa kembali tas tersebut.

Tanpa berpikir panjang, tanpa membuka isi tas, Halimah pun menyerahkannya pada atasannya. Setelah diperiksa, isi tas itu amat luar biasa. Selain empat buku tabungan berbagai bank dan satu paspor, ada dua lembar cek senilai Rp 35,9 miliar.

Pihak Bandara pun mencoba menelusuri pemilik tas. Siapa pun yang merasa kehilangan diminta untuk menelpon call centre 138. Hari berganti hari, tak seorang pun yang mengklaim tas itu. Ah, dimana gerangan sang pemilik berada.

Setelah melalui pelacakan dengan intens, akhirnya diketahui pemilik tas itu. Dia adalah seorang pengusaha asal Jambi. Karena tak bisa datang ke Jakarta, petugas pun berinisiatif mendatanginya. Di Bandara Jambi, tas akhirnya dikembalikan ke pemiliknya tanpa kekurangan satu apapun.

Orang jujur ternyata masih banyak di negeri ini. Saya percaya itu. Halimah satu diantaranya. Ia bisa saja membuka tas tersebut, melihat isinya, dan ah, siapa tahu ada uang jutaan rupiah di dalamnya lalu dimasukkan ke dalam kantongnya. Tapi itu tidak dilakukannya sama sekali. Halimah mengatakan bahwa besar atau kecil nilai barang, selama itu bukan miliknya, sudah jadi kewajiban petugas di lapangan untuk melaporkannya. Sungguh mulia. Bagi Halimah, tanggung jawab menjadi panglima. Kejujuran menjadi napas dalam hidupnya.

Semua yang dilakukan Halimah seperti langit dan bumi dibandingkan mereka yang serakah hingga melakukan korupsi, penipuan, pencurian, tindak kekerasan, atau kasus kriminal lainnya. Kalau mereka, yang disebut di berbagai berita sebagai pelaku kejahatan, memiliki hati yang bersih seperti Halimah, tentu namanya tidak akan menghiasi koran, televisi, atau situs berita online.

Jujur tak hanya diartikan secara harfiah sebagai 'berkata benar, mengakui atau memberikan suatu informasi yang sesuai dengan kenyataan dan kebenaran'. Tapi juga dalam pengertian yang lebih luas lagi.

Dalam pekerjaan, kejujuran membutuhkan komitmen untuk pemenuhannya. Kasus Halimah adalah bukti konkret. Nilai kejujuran tak bisa ditawar-tawar lagi. Anda harus memegang teguh pada komitmen dimanapun Anda berada. Tidak boleh menipu. Tidak boleh merekayasa. Bagaimana mau dikatakan jujur, jika Anda membohongi publik dengan aksi menggoreng saham misalnya, yang nilai sahamnya tidak sebanding dengan nilai buku perusahaan. Itu satu contoh.

So, bagaimana agar nilai-nilai kejujuran dapat terus berkembang? Kejujuran sejatinya dapat ditularkan. Seperti virus, ia dapat menyebar dengan cepat. Suri tauladan yang baik seharusnya berawal dari atas. Dalam psikologi dikenal prinsip modelling. Artinya murid dengan mudah meniru perilaku tertentu melalui proses peniruan terhadap model.

Siapa yang dapat bertindak sebagai model? Siapa saja. Pemimpin, orangtua, guru, artis, orang-orang yang mempunyai banyak fans, youtuber, influencer, atau siapapun yang mempunyai pengikut. Jadi, bila pemimpin tidak jujur, sulit berharap rakyatnya juga berlaku jujur. Jangan pula salahkan sang anak yang malas belajar karena asik main gadget atau menonton televisi, sementara sang anak melihat ibunya asik menonton sinetron. Halimah bisa jadi satu anomali, nyatanya telah menjadi contoh yang baik bagi siapa saja.

Lantas bagaimana nasib Halimah, petugas kebersihan yang menemukan tas tersebut? Oh ya, kejujuran Halimah nyatanya berbuah manis. Ia naik jabatan menjadi supervisor. Perusahaan tempatnya bekerja pun mengangkat Halimah sebagai duta amanah selama satu tahun ke depan. Ending yang sama-sama bahagia.

Kasus Halimah memberikan hikmah besar. Karena pada akhirnya, kejujuran merupakan satu kunci untuk mengatasi masalah hidup berbangsa dan bernegara di negeri ini. Seperti pepatah lama Belanda yang mengatakan, eerlijk duurt 't langst. Jujur itu langgeng. Percayalah.

* Penulis buku ‘Message of Monday’, Elexmedia, 2009 dan Ref Grafika Publishing, 2012

Photo by Larissa Farber from Pexels

Latest Post

Tergoda Isu ViralTergoda Isu Viral
Dalam beberapa hari terakhir ini di media sosial bersliweran isu mengenai kasus pernikahan satu keluarga yang viral. Isu ini bahkan oleh sebagian pihak dijadikan meme.
Belanja Bijak Belanja CermatBelanja Bijak, Belanja Cermat
Bulan Desember identik dengan berbagai hal. Seperti peringatan Natal, musim dingin, atau perayaan tahun baru. Apa lagi? Tak hanya itu, Desember konon surganya bagi para konsumen untuk berbelanja dengan harga murah. Mengapa?
Selamat Datang 2023Selamat Datang 2023!
Tahun 2023 baru saja kita songsong dengan penuh keyakinan. Walau begitu, ada beberapa nada sumbang terdengar dalam menyambut tahun baru ini. Beberapa pengamat meramalkan bahwa perekonomian global di tahun 2023 akan terasa gelap. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam satu orasi ilmiah mengatakan setidaknya ada 4 faktor penyebab ekonomi global tidak dalam kondisi baik-baik saja.
KOMENTAR