Message of Monday - Senin, 13 Oktober 2008 Mengelola Stres Oleh: Sonny Wibisono
“Ketika Anda berbicara tentang pendidikan, karir, atau jasa, Anda sedang berbicara tentang kehidupan. Dan kehidupan harus dinikmati. Kehidupan mestinya menyenangkan.” -- Barbara Bush, mantan Ibu Negara Amerika
DAMPAK krisis keuangan di Amerika terhadap perekonomian global semakin serius. Bahkan Bank Indonesia mengakui krisis yang terjadi di luar prediksi mereka. Saham di Bursa Efek Jakarta diberitakan rontok secara drastis pada awal Oktober kemarin. BEJ pun menutup perdagangan saham selama tiga hari. Pemerintah mengatakan bahwa krisis keuangan di AS akan memberi dua dampak kepada Indonesia, keterbatasan likuiditas dan perlambatan ekonomi. Dampak tersebut akan dirasakan dalam kurun waktu enam bulan hingga satu tahun.
Tetapi, belum enam bulan berjalan, dampak itu sudah terasa di sebagian sektor. Yang paling membuat pening kepala pertama kali, tentu saja para pemangku kepentingan perusahaan dan pemilik saham begitu tahu sahamnya jeblok. Di beberapa daerah, para pengusaha yang mengekspor kerajinannya ke Amerika dan Eropa dikabarkan mengalami penurunan pengiriman barang secara drastis. Hal ini menyebabkan beberapa pengusaha merumahkan karyawannya sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Sementara itu, pedagang barang elektronik kesulitan mendapatkan pasokan barang menyusul kenaikan harga akibat naiknya harga dolar. Sedangkan sebagian turis mancanegara dikabarkan membatalkan kunjungannya ke Indonesia.
Memang ada yang tenang-tenang saja melihat krisis global yang terjadi saat ini. Tetapi, tidak sedikit pula yang ketar-ketir melihat situasi ini. Daya beli masyarakat memang cenderung menurun seiring kenaikan harga BBM yang terjadi pada bulan Mei lalu. Kenaikan harga BBM ini tentu juga mengakibatkan efek domino terhadap naiknya kebutuhan pokok, barang dan jasa lainnya. Sayangnya, kenaikan BBM ini tidak disertai dengan kenaikan pendapatan masyarakat. Nah, dengan ditambah krisis global yang terjadi saat ini, membuat sebagian masyarakat menjadi semakin was-was dan tidak sedikit pula yang menjadi stres.
Stres? Betul. Jika hal ini terjadi, tentu saja akan menambah panjang deretan penderita stres di negeri ini. Mengingat penderita gangguan kejiwaan di negara ini mengalami peningkatan yang signifikan semenjak harga BBM naik. Bahkan WHO sendiri mengingatkan, krisis keuangan global yang terjadi saat ini, bisa membuat banyak orang mengalami depresi, stres, gangguan kejiwaan dan mudah putus asa.
Stres yang dialami seseorang, sejatinya sesuatu hal yang sulit untuk dihindari. Stres memikirkan beban hidup. Stres di tempat kerja atau stres karena sebab lain. Masalahnya adalah bagaimana mengelola stres dengan baik agar tidak berdampak negatif bagi kesehatan jiwa dan tubuh. Stres yang tak terkendali akan memicu naiknya tekanan darah dan berisiko terkena serangan jantung. Stres dapat pula menaikkan kadar kolesterol dalam darah. Kondisi ini yang nantinya membuat pembuluh darah tersumbat, sehingga penderita rentan terhadap stroke.
Bagaimana tanda-tanda stres dapat dikenali? Ada sejumlah sinyal yang sesungguhnya dapat Anda rasakan ketika Anda mengalami stres, seperti: mudah tersinggung, naiknya tekanan jantung, meningkatnya tekanan darah, merasa berkeringat atau sering menggigil, sulit tidur, sakit kepala, sakit pencernaan, sakit di leher, sakit punggung bagian bawah, mengalami sakit yang tidak biasa, pergi ke toilet lebih sering dari biasanya, lebih banyak merokok dan minum, merasa gelisah tanpa sebab, kehilangan selera makanan, kesenangan atau bahkan seks, selalu dirundung kesedihan, menjadi pelupa, atau gejala-gejala lain yang tidak biasanya
Pada hakekatnya, stres dapat dikendalikan secara dini bila seseorang menyadari datangnya stres di awal. Bagaimana mengelola stres yang terjadi pada diri kita? Beberapa saran berikut semoga dapat membantu Anda.
Melakukan perawatan terhadap tubuh Anda dapat mengusir stres dengan memanjakan tubuh Anda. Apa saja misalnya? Berendamlah di air hangat. Hal ini dapat membuat Anda merasakan rileks sekaligus mengendurkan otot-otot yang kaku. Pijatan yang lembut di tangan, kaki, dan wajah juga dapat membuat peredaran darah menjadi lancar. Untuk mata Anda, taruhlah irisan buah ketimun di mata sembari terpejam. Anda bisa juga menyalakan lilin amoterapi. Dan dengan diiringi musik alunan lembut, tutup mata anda, dan bayangkan hal-hal yang menyenangkan dalam hidup. Atau Anda dapat juga melakukan pedicureatau facial.
Berolahraga, melakukan meditasi atau yoga Anda dapat melakukan olahraga yang ringan seperti jogging,jalan sehat, aerobik atau angkat beban. Olahraga membuat tubuh Anda menjadi segar dan sehat, sehingga Anda dapat berpikir dengan jernih. Jika Anda dapat berpikir dengan jernih, maka Anda dapat melihat dan menyelesaikan masalah dengan lebih baik. Anda bisa juga melakukan meditasi atau yoga. Dengan yoga, tubuh akan lebih rileks. Bagaimana bila ketegangan menunjukkan kenaikan yang signifikan? Ambillah nafas dalam tiga hitungan, kemudian keluarkan juga dalam tiga hitungan. Secara bertahap lakukan dengan menaikkan hitungan menjadi lima, enam, tujuh dan seterusnya.
Membaca buku dan mendengarkan musik Luangkanlah waktu untuk rileks dengan membaca buku atau mendengarkan musik.
Menyingkir dari rutinitas Menyingkir dari rutinitas? Tentu saja. Jangan berpikir ini hal yang sulit. Anda bisa melakukannya secara sederhana. Mencuci pakaian, menyetrika pakaian, berkebun. Atau bisa juga melakukan rekreasi yang murah meriah dengan keluarga atau teman sejawat.
Makan dan minum dengan baik dan benar Konsumsilah menu secara seimbang terutama yang memiliki kandungan serat seperti sayuran dan buah. Kurangi pula mengkonsumsi gula rafinasi. Dan ingat, kurangi rokok, alkohol, dan kafein. Orang yang bersahabat dengan alkohol, kafein, nikotin seringkali tak dapat melawan stres. Perbanyaklah minum air putih. Tubuh bisa jadi tak mengalami dehidrasi walau tubuh tak merasa haus. So,saat Anda ke kamar mandi, pastikan urin Anda berwarna terang. Dan jangan lupa, tidurlah dengan cukup.
Sesungguhnya, krisis ekonomi yang terjadi hanyalah bagian dari sekian banyak masalah yang dihadapi manusia. Walau begitu, tetap saja harus disikapi secara arif dan legowo. Krisis global saat ini bisa jadi jauh dari perkiraan banyak orang. Oleh karena itu dalam diri seseorang, harus tertanam kesadaran bahwa ada hal-hal yang tak bisa dikendalikan. Hal-hal yang di luar perkiraan sebelumnya. Ini penting, agar kita tidak kecewa nantinya jika ternyata rencana-rencana yang sudah diatur jauh meleset dari harapan. Kekecewaan itu mungkin menghalangi tujuan yang telah kita tetapkan di awal. Untuk menghadapi hal-hal seperti ini, mental kita harus sudah siap. Inilah sesungguhnya pondasi dasar dalam menghadapi stres yang terjadi. Mental yang siap, kuat, dan tahan uji.
Betapapun beratnya badai krisis, tetap harus kita hadapi dengan bijak. Karena, walau katakanlah ada bagian yang hilang akibat krisis tersebut, kita patut bersyukur bahwa masih terdapat kelebihan-kelebihan yang kita miliki. Kita masih bisa hidup dengan sehat, gaji yang dibayar cukup, dan kelebihan lainnya yang mungkin orang lain belum tentu dapatkan.
Dan pada akhirnya, kunci dalam menghadapi stres sesungguhnya bagaimana Anda dapat menikmati hidup ini, ikhlas dan sabar dalam menghadapi cobaan, serta selalu bersyukur atas segala yang diberikan olehNya. Dan terakhir, berdoalah untuk selalu memohon kepadaNya agar senantiasa Anda diberi petunjuk dalam menjalani hidup ini. (131008)
Dalam beberapa hari terakhir ini di media sosial bersliweran isu mengenai kasus pernikahan satu keluarga yang viral. Isu ini bahkan oleh sebagian pihak dijadikan meme.
Bulan Desember identik dengan berbagai hal. Seperti peringatan Natal, musim dingin, atau perayaan tahun baru. Apa lagi? Tak hanya itu, Desember konon surganya bagi para konsumen untuk berbelanja dengan harga murah. Mengapa?
Tahun 2023 baru saja kita songsong dengan penuh keyakinan. Walau begitu, ada beberapa nada sumbang terdengar dalam menyambut tahun baru ini. Beberapa pengamat meramalkan bahwa perekonomian global di tahun 2023 akan terasa gelap. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam satu orasi ilmiah mengatakan setidaknya ada 4 faktor penyebab ekonomi global tidak dalam kondisi baik-baik saja.