a a a a a a a a a a a a a a a
Logo Header
Message Of Monday

Message Of Monday

Home /
/ Menuai Kritik, Menjawab Kritik
Menuai Kritik Menjawab Kritik

Menuai Kritik, Menjawab Kritik

Message of Monday - Senin, 24 Nopember 2008
Menuai Kritik, Menjawab Kritik
Oleh: Sonny Wibisono

”Anda dapat menuliskan apa saja, tapi hanya dengan menerima kritik, maka dunia akan tahu bahwa Anda dapat menulis lebih baik lagi.”
-- Oliver Goldsmith, penulis dan penyair, 1730-1774

KUPING jadi merah. Mata terasa panas. Hati pun mendidih. Itulah gejala saat kritik mengena. Seperti pukulan uppercut mengenai ulu hati. Tak enak rasanya. Hasilnya ada dua: kembali bangkit dan membenahi semua kekurangan seperti yang dilontarkan dalam kritik. Atau sebaliknya, ada yang langsung lunglai, lemas bagaikan tak bersendi. Ya, suatu kritik, pedas atau tidak, ternyata tak semua orang dapat mengelolanya dengan baik.

Itulah efek dari kritik. Semua tergantung pada orang yang menerima kritik itu. Telinga yang tidak sensitif bisa membuat segalanya berantakan. Sekadar menyebut contoh, mengenai apa yang dilakukan pelatih sepak bola Steve McClaren. Pelatih Tim Inggris tersebut berkali-kali diberi masukan, saran, dan pendapat, namun toh dia tetap dablek. Hasilnya, Inggris knock out. Tersisih dari ajang Piala Eropa tahun 2008. Akibatnya? Seluruh rakyat Inggris menangis.

Sebaliknya, Raymond Domenech, pelatih sepak bola Prancis begitu meresapi kritik yang berhamburan ke arahnya. Tim Ayam Jantan asuhannya dikritik tak memiliki kepemimpinan di lapangan hijau. Kritik itu ditindaklanjutinya. Dia pun memanggil kembali Zinedine Zidane, pemain gaek. Hasilnya sungguh memukau, Tim Perancis melaju hingga final Piala Dunia 2006 di Jerman.

Mari kita kembali ke dunia nyata. Kritik bukanlah hal yang asing dalam kehidupan sehari-hari. Bos yang selalu memaksakan kehendak tanpa mau menerima masukan dari karyawan, Pemda yang tak mampu mengatasi banjir yang terjadi dari tahun ke tahun, atau Walikota yang tak juga mampu membenahi jalan yang bopeng,patutlah disembur kritik. Tujuannya tentulah mulia, untuk mengubah keadaaan menjadi lebih baik. Itulah maksud dan tujuan sesungguhnya dari sebuah kritik.

Apa saja yang di depan mata bisa menjadi bahan kritik. Sampah yang menumpuk, kemacetan di jalan, dan semua hal yang terlihat atau terdengar. Kritik seperti kripik, renyah dan enak dikunyah, meski belum tentu orang lain bisa menerimanya. Apapun kritik dan entah dengan cara bagaimanapun kritik itu sampai hingga ke telinga, haruslah disikapi dengan bijak.

Bagaimana kalau kita sendiri yang mendapat kritik? Belum tentu kita menerima dengan lapang dada. Seorang pembuat film di negeri ini shockketika karyanya dibantai habis oleh seorang wartawan di media massa. Upaya yang dibuat berhari-hari, bahkan berminggu-minggu akhirnya kandas di tangan seorang kritikus. Salahkah dia kalau kemudian mutung? Wajar saja. Namun, seperti mendapatkan pujian, menerima kritik merupakan bagian lain dari suatu hasil karya. Seperti setelah membuat kue, kita tinggal menunggu ocehan orang: enak atau bikin muntah.

Jadi, apa pun tindakan dan perbuatan yang kita lakukan, sudah semestinya akan disertai dengan pendapat pro atau kontra. Masalahnya, bagaimana kita bisa mengelola kritik itu menjadi suatu penuntun untuk mencapai hasil yang lebih baik atau malah sebaliknya bikin kita tengkurap dan ogah bangun lagi.

Seburuk apa pun kritik yang sampai ke telinga kita, semestinya disikapi dengan dua hal. Kritik merupakan bagian dari satu upaya penyempurnaan. Dan, ini yang juga penting, rasa sayang dari orang-orang sekitar kita. Mereka atau entah siapapun itu orangnya, ingin kita bisa bertindak lebih baik, lebih baik, dan lebih baik lagi. Tak usah sempurna: tapi paling tidak bisa mendekati sesuai dengan kritik yang mereka sampaikan.

Kritik merupakan bagian dari proses belajar agar seseorang menjadi bertanggung jawab atas tindakan dan ucapannya. Kualitas hidup seseorang pada akhirnya juga ditentukan bagaimana ia menanggapi kritik tersebut. Karena ia menyadari, bahwa dengan kritik itulah, ia dapat memperbaiki kualitas hidupnya menjadi lebih baik. Menyerap kritik yang disampaikan pihak lain, membuat kita juga bisa memberikan kritik di lain hari pada orang lain dengan jalan yang lebih elegan, dan tentunya, membawa kebaikan untuk semua. Semoga. (241108)

Latest Post

Tergoda Isu ViralTergoda Isu Viral
Dalam beberapa hari terakhir ini di media sosial bersliweran isu mengenai kasus pernikahan satu keluarga yang viral. Isu ini bahkan oleh sebagian pihak dijadikan meme.
Belanja Bijak Belanja CermatBelanja Bijak, Belanja Cermat
Bulan Desember identik dengan berbagai hal. Seperti peringatan Natal, musim dingin, atau perayaan tahun baru. Apa lagi? Tak hanya itu, Desember konon surganya bagi para konsumen untuk berbelanja dengan harga murah. Mengapa?
Selamat Datang 2023Selamat Datang 2023!
Tahun 2023 baru saja kita songsong dengan penuh keyakinan. Walau begitu, ada beberapa nada sumbang terdengar dalam menyambut tahun baru ini. Beberapa pengamat meramalkan bahwa perekonomian global di tahun 2023 akan terasa gelap. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam satu orasi ilmiah mengatakan setidaknya ada 4 faktor penyebab ekonomi global tidak dalam kondisi baik-baik saja.
KOMENTAR