a a a a a a a a a a a a a a a
Logo Header
Message Of Monday

Message Of Monday

Home /
/ Merengkuh Kebahagiaan dengan Welas Asih
Merengkuh Kebahagiaan dengan Welas Asih

Merengkuh Kebahagiaan dengan Welas Asih

Message of Monday – Senin, 5 Juli 2021
Merengkuh Kebahagiaan dengan Welas Asih
Oleh: Sonny Wibisono *

“If you want others to be happy, practice compassion. If you want to be happy, practice compassion.”
-- Dalai Lama

Dalam beberapa hari terakhir ini, viral video yang memperlihatkan pengunjung di satu pasar swalayan memperebutkan susu sapi steril merk tertentu. Susu bergambar beruang ini digadang-gadang berkhasiat menangkal virus corona. Harga per kaleng tidak lebih dari sepuluh ribu. Delapan hingga sembilan ribu rupiah. Tapi sejak viral, susu ini pun menjadi langka di pasaran. Harganya pun meroket. Bahkan, di market place dijual hingga lima puluh ribu per kaleng.

Memang, ada yang meragukan kebenaran video tersebut. Bisa jadi itu strategi dari pihak marketing agar produknya laku di pasaran. Begitu kritik netizen yang tak percaya kebenaran video tersebut. Soal benar atau tidak, produk susu tersebut mulai sulit ditemukan. Di lemari pendingin minuman yang biasa dijual di minimarket, produk susu itu tak nampak alias kosong. Petugas minimarket tidak tahu kapan lagi produk tersebut akan dikirim.

Tapi, bila memang video ini bukan rekayasa, sejatinya ini menunjukkan fenomena yang menyedihkan. Bukan soal khasiat dari susu itu yang masih diperdebatkan dapat mengatasi virus corona, tetapi perilaku masyarakat kita dalam memborong susu tersebut. Susu steril asal Swiss itu tak hanya dijual Indonesia, tapi juga di negara lain. Di negara lain, tak ada aksi berebutan dan memborong susu ini. Parahnya, banyak masyarakat yang akhirnya ikut-ikutan memburu setelah melihat video tersebut.

Aksi berebutan dan memborong dari masyarakat kita jelas sangat disayangkan. Apalagi saat kondisi seperti ini. Di tengah situasi pandemi, seharusnya kita memiliki sikap welas asih. Tak hanya memikirkan diri sendiri, tapi juga orang lain. Nah, itu pula yang terjadi di grup whatsapp beberapa hari ini. Seorang kawan mencoba mengambil inisiatif berbuat sesuatu. Sang kawan sebenarnya seorang pekerja tapi mengikuti anjuran Pemerintah, ia melakukan work from home alias bekerja dari rumah. Walau di rumah, ia tak tinggal diam. Ia memiliki satu stok tabung oksigen. Akhirnya ia berjalan sendiri mengirim kepada yang membutuhkan. Ada temannya yang membalas bahwa ada sekitar lima tabung oksigen di kantor yang tak terpakai. Gerakan ini pun berimbas. Ketika satu orang memulai kontribusi, yang lain ikut.

Welas asih, dapat pula berarti tak mencari kesempatan di tengah kesempitan. Ini pula yang dilakukan oleh mendiang Bapak Arief Harsono, yang wafat karena Covid-19. Pak Arief Harsono merupakan pengusaha gas terbesar di Indonesia, pemilik Samator Group. Dengan produksi 800 juta ton setahun, ia membangun 50 pabrik oksigen dan 100 pos pengisian oksigen. Bisa saja ia mengambil untung banyak karena saat ini tabung oksigen merupakan barang langka. Tapi itu tidak dilakukannya. Bantuannya untuk negeri ini juga tak terbilang. Banyak sumbangsih yang ia lakukan terhadap negeri ini yang tak bisa disebut satu demi satu. Salam hormat untuk almarhum Pak Arief Harsono.

Welasasih, atau bahasa kerennya compassionate. Intinya, berbagi kepada sesama yang membutuhkan. Dalam bentuk apapun. Segala upaya yang kita lakukan, sejatinya juga merekatkan kohesi sosial di masyarakat, pertautan, dan ikatan bersama masyarakat dalam satu bangsa, dalam hal ini Bangsa Indonesia.

Keadaan yang terjadi saat ini, tak hanya mengajarkan kesabaran kepada kita dalam menghadapi ujian, tapi juga menunjukkan seberapa besar empati yang kita miliki. Anda bisa menjadi bagian darinya. Bisa mulai darimana saja. Saya jadi teringat kutipan Dalai Lama yang termasyur, ’Jika Anda ingin orang lain bahagia, berbuatlah welas asih. Jika Anda ingin bahagia, berbuatlah welas asih.’ Setuju kawan?

* Penulis buku ‘Message of Monday’, Elexmedia, 2009 dan Ref Grafika Publishing, 2012




Latest Post

Tergoda Isu ViralTergoda Isu Viral
Dalam beberapa hari terakhir ini di media sosial bersliweran isu mengenai kasus pernikahan satu keluarga yang viral. Isu ini bahkan oleh sebagian pihak dijadikan meme.
Belanja Bijak Belanja CermatBelanja Bijak, Belanja Cermat
Bulan Desember identik dengan berbagai hal. Seperti peringatan Natal, musim dingin, atau perayaan tahun baru. Apa lagi? Tak hanya itu, Desember konon surganya bagi para konsumen untuk berbelanja dengan harga murah. Mengapa?
Selamat Datang 2023Selamat Datang 2023!
Tahun 2023 baru saja kita songsong dengan penuh keyakinan. Walau begitu, ada beberapa nada sumbang terdengar dalam menyambut tahun baru ini. Beberapa pengamat meramalkan bahwa perekonomian global di tahun 2023 akan terasa gelap. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam satu orasi ilmiah mengatakan setidaknya ada 4 faktor penyebab ekonomi global tidak dalam kondisi baik-baik saja.
KOMENTAR