Message of Monday - Senin, 21 Januari 2008 Penghargaan Oleh: Sonny Wibisono
“Ada dua hal yang diinginkan orang lebih daripada seks dan uang, yaitu pengakuan dan pujian.” -- Mary Kay Ash, pendiri, Mary Kay Cosmetics
INILAH kisah I Made Suardana. Dalam blognya, orang Bali yang bekerja di sebuah resort bintang lima di Kepulauan Turks and Caicos, British West Indies ini, berkisah tentang pengalaman yang baru saja dilaluinya. Biasanya dia tak hirau akan isi dari papan pengumuman yang biasa dipajang di kantin kantornya. Dia selalu datang, makan, dan pergi. Begitulah kebiasaannya setiap harinya tanpa menghiraukan papan pengumuman di depannya.
Namun hari itu, dia sangat terkejut. Secara tidak sengaja memandang ke arah deretan foto-foto karyawan di dinding di perusahaannya. Eh, ternyata fotonya terpajang di sana. Lebih terkejut lagi, dia menyaksikan fotonya dalam ukuran 10R itu diberi embel-embel “Employee of The Month for September 2007”. Olala…seakan mimpi, dia terpilih menjadi satu dari ratusan karyawan yang bekerja di sana. Terbayang di depan Made, sertifikat dan bonus USD150 menantinya. Dia juga berhak mendapat satu tiket untuk menjadi nominee Employee of The Year dengan bonus USD1000-USD1500.
Beberapa perusahaan di Indonesia juga telah melakukan hal yang sama. Mereka memberikan penghargaan kepada setiap karyawannya atas kinerja yang dicapainya. Secara kasat mata, memang baru terbatas pada beberapa perusahaan saja. Yang mencolok adalah restoran cepat saji. Wajah dari karyawan yang berprestasi dipajang dekat kasir saat kita membayar makanan yang kita pesan. Mengapa perusahan-perusahaan perlu melakukan hal itu?
Pemberian insentif berupa uang bagi karyawan memang sangat menyenangkan. Survei yang dilakukan perusahaan penempatan tenaga kerja di Amerika, Robert Half Internationalmenemukan hasil 46% kepala bagian keuangan menganggap uang merupakan sarana yang paling baik untuk menunjukkan penghargaan kepada karyawan. Para manajer sering beranggapan bahwa orang hanya termotivasi oleh uang.
Namun, penghargaan tidak harus berupa uang. Seperti yang dilansir situs www.portalhr.com, para ahli di sana berpendapat penghargaan berupa uang tunai dan non uang sebenarnya sama-sama efektif dalam menyenangkan hati karyawan. Artinya, pujian pun bisa membuat tenteram suasana hati pegawai. Sayangnya, menurut Roger Flax, Direktur Motivational Systems banyak manajer mengabaikan atau kurang menghargai kekuatan pujian.
Bicara soal penghargaan non-uang, kita harus kembali kepada fitrah karyawan sebagai manusia biasa. Karyawan juga manusia. Setiap manusia, memiliki kesamaan mendasar, ingin dipuji, didengarkan, dan dihormati. Kadang dengan pujian yang tulus pun, karyawan akan merasa tersanjung dan dihormati. Sedikit pujian dapat memberikan dorongan, semangat untuk melakukan hal yang baik dan lebih baik lagi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengakuan atas terselesaikannya suatu pekerjaan dengan baik, merupakan salah satu motivator utama kinerja karyawan.
Manusia bukanlah sekedar makhluk fisik semata, tetapi juga makhluk spiritual. Mereka butuh penghargaan atas kontribusi yang telah mereka lakukan. Memberikan pengakuan sebenarnya sangat mudah dilakukan dan tidak mahal untuk didistribusikan, jadi tidak ada alasan untuk tidak melakukannya. Menyenangkan hati orang lain pun tidaklah merepotkan dan malah tidak membutuhkan biaya. Sedikit pujian pada teman kantor saja bisa menenteramkan suasana hatinya.
Namun memang pada kenyataannya, memberikan pujian ternyata tidaklah mudah. Jauh lebih mudah bagi kita untuk mengkritik orang lain.
Dalam beberapa hari terakhir ini di media sosial bersliweran isu mengenai kasus pernikahan satu keluarga yang viral. Isu ini bahkan oleh sebagian pihak dijadikan meme.
Bulan Desember identik dengan berbagai hal. Seperti peringatan Natal, musim dingin, atau perayaan tahun baru. Apa lagi? Tak hanya itu, Desember konon surganya bagi para konsumen untuk berbelanja dengan harga murah. Mengapa?
Tahun 2023 baru saja kita songsong dengan penuh keyakinan. Walau begitu, ada beberapa nada sumbang terdengar dalam menyambut tahun baru ini. Beberapa pengamat meramalkan bahwa perekonomian global di tahun 2023 akan terasa gelap. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam satu orasi ilmiah mengatakan setidaknya ada 4 faktor penyebab ekonomi global tidak dalam kondisi baik-baik saja.