Message of Monday – Senin, 24 Januari 2022 Saat Lupa Menaruh Kunci Mobil Oleh: Sonny Wibisono *
“Jangan pernah sepelekan setiap peristiwa yang terjadi.” -- Anonim
Akhirnya selesainya juga. Jam di dinding sudah menunjukkan angka 11. Malam hari. Bukan siang hari. Tugas penting membuat harus diselesaikan hari itu juga. Tak bisa ditunda-tunda lagi. Letih sudah pasti. Sebenarnya ingin cepat pulang. Mau langsung istirahat bila sampai rumah. Tapi kemana kunci kendaraan berada?
Alamak, bikin senewen. Mengapa bisa lupa. Tadinya mau langsung memesan taksi. Urusan kunci biar besok saja dicari lagi. Tapi niat itu diurungkan. Diperlukan kesabaran dalam mencari kunci. Setelah setengah jam ubek sana-sini, ketemu juga.
Sekira jam setengah dua belas malam akhirnya bisa pulang juga. Jalur pulang yang saya lalui merupakan jalur terpadat di Jakarta. Itu bila jam sibuk. Satu media nasional bahkan menyebutnya sebagai jalur neraka. Karena malam hari, perjalanan lalu lintas diramalkan akan lengang. Jadi, tak perlu lagi dituntun lagi oleh GPRS harus lewat mana untuk menghindari macet.
Ternyata dugaan saya sepenuhnya meleset. Selama kurang lebih sekitar lima belas hingga dua puluh menit perjalanan memang lancar. Tetapi, setiba di depan Giant Supermarket Pondok Bambu, yang berada di Jalan Kolonel Sugiono, tetiba semua kendaraan berhenti. Disana tak ada lampu pengatur lalu lintas.
Jadi pasti macetnya bukan karena itu. Pikir saya, mungkin ada perbaikan jalan yang menyebabkan antrean kendaraan. Biasanya memang, pekerjaan perbaikan jalan dilakukan pada malam hari. Bisa dimaklumi. Hal ini untuk menghindari padatnya kendaraan di jam-jam sibuk.
Nyatanya, sudah lebih dari tiga puluh menit saya harus menunggu di dalam kendaraan. Ya, berhenti total. Dugaan saya kali ini telah terjadi kecelakaan. Saya pun melihat googlemaps di jalan yang saya lalui. Berwarna garis merah. Artinya macet. Tapi garis merah ini hanya sekitar 100 meter saja. Lepas dari 100 meter atau setelah SPBU di Cipinang, terlihat jalan berwarna garis hijau di googlemaps. Artinya lancar. Sayangnya, tak bisa putar balik. Mundur apalagi. Benar-benar terjebak macet. Parkir berjamaah istilah. Ah, aya naon, ada apakah gerangan?
Saya coba buka media sosial seperti twitter dan lainnya. Berita kecelakaan umumnya lebih cepat muncul di media sosial ketimbang laman berita resmi. Tak ada info kecelakaan atau apapun yang menyebabkan macet. Setelah hampir satu setengah jam lebih, barulah kendaraan perlahan mulai bergerak. Setelah beberapa meter berjalan, tepat di depan SPBU yang saya lalui, terlihat satu mobil rusak parah hampir tak berbentuk.
Esok harinya saya baru mengetahui bila telah terjadi kecelakaan lalu lintas ‘adu banteng’ yang melibatkan dua mobil. Mobil dari arah Pondok Kelapa dengan kecepatan tinggi keluar jalur lalu menghamtam mobil yang menuju arah sebaliknya. Entah kemana mobil yang satu lagi yang terlibat kecelakaan semalam. Tak terlihat. Lalu bagaimana nasib pengemudi bila melihat kondisi mobil seperti itu? Tak bisa dibayangkan. Itu rupanya yang menyebabkan semua kendaraan tertahan semalam. Butuh waktu untuk mengevakuasinya.
Saya langsung terbayang malam itu sebelum pulang. Bagaimana bila kunci kendaraan langsung ditemukan? Bagaimana bila saya pulang lebih cepat lima menit? Lebih cepat sepuluh menit? Apa yang akan terjadi? Padahal, itulah jalur yang saya lalui semalam. Ada rasa syukur tak terhingga saya ucapkan kepada Yang Maha Kuasa. Bersyukur terhadap semua hal selepas malam itu. Termasuk lupa menaruh kunci. Apa jadinya bila kunci segera ditemukan.
Sejatinya, bersyukur tak harus dilakukan saat ada peristiwa tak mengenakkan telah dilalui. Dengan kata lain, tak harus selalu bersifat reaktif. Bersyukur dapat dilakukan setiap saat dan secara proaktif. Misalnya, bekerja dengan melakukan yang terbaik dengan apa yang kita miliki, itu juga satu cara bersyukur. Juga menebar senyum. Berbagi terhadap sesama. Tak hanya itu saja, kenyamanan-kenyamanan kecil yang kita dapatkan acap kali membuat kita alpa dalam bersyukur.
Dan yang tak boleh dilupakan, bisa jadi ini teguran agar lebih mendekatkan diri kepadaNya. Ya, pada akhirnya, setiap kejadian yang kita alami pasti memiliki maksud dan tujuan agar kita menjadi pribadi yang lebih baik. Setuju kawan?
* Penulis buku ‘Message of Monday’, Elexmedia, 2009 dan Ref Grafika Publishing, 2012
Dalam beberapa hari terakhir ini di media sosial bersliweran isu mengenai kasus pernikahan satu keluarga yang viral. Isu ini bahkan oleh sebagian pihak dijadikan meme.
Bulan Desember identik dengan berbagai hal. Seperti peringatan Natal, musim dingin, atau perayaan tahun baru. Apa lagi? Tak hanya itu, Desember konon surganya bagi para konsumen untuk berbelanja dengan harga murah. Mengapa?
Tahun 2023 baru saja kita songsong dengan penuh keyakinan. Walau begitu, ada beberapa nada sumbang terdengar dalam menyambut tahun baru ini. Beberapa pengamat meramalkan bahwa perekonomian global di tahun 2023 akan terasa gelap. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam satu orasi ilmiah mengatakan setidaknya ada 4 faktor penyebab ekonomi global tidak dalam kondisi baik-baik saja.