Message of Monday – Senin, 2 Mei 2022 Seperti Rindu, Mudik Harus Dibayar Tuntas Oleh: Sonny Wibisono *
“Merantau akan memberikanmu banyak pengalaman hidup. Pergilah sejauh mungkin, tapi jangan sampai lupa pulang.” -- Anonim
Perhelatan akbar yang ditunggu oleh sebagian besar perantau yang tinggal di kota akhirnya dapat terwujud tahun ini, mudik. Pemerintah akhirnya membolehkan masyarakat melakukan mudik di tahun 2022 ini. Tahun 2020 dan 2021 lalu, Pemerintah melarang masyarakat melakukan mudik dengan mempertimbangkan penularan virus Covid-19 yang masih tinggi pada saat itu. Keputusan tersebut harus diambil mengingat tingginya angka kematian akibat Covid-19 setelah adanya libur panjang, khususnya setelah libur Natal dan Tahun Baru.
Mengapa mudik begitu berarti bagi sebagian masyarakat kita? Mudik dapat diartikan sebagai kegiatan perantau atau pekerja migran untuk pulang ke kampung halamannya. Kegiatan ini telah menjadi tradisi saban tahun yang telah membudaya di negeri ini. Dalam satu sumber dijelaskan bahwa kata mudik berasal dari Bahasa Jawa Ngoko yang berarti ‘mulih dilik’ atau ‘pulang sebentar’. Bambang B. Soebyakto dalam tulisan yang berjudul 'Mudik Lebaran' di Jurnal Ekonomi Pembangunan, asal kata mudik adalah 'udik' yang artinya desa. Istilah mudik sendiri baru dikenal luas pada tahun 1970-an. Walau pada praktiknya, kegiatan mudik ini sudah berlangsung cukup lama, bahkan tradisi ini sudah dilakukan sejak zaman Majapahit.
Mudik tahun ini boleh dikatakan terbilang spesial. Mengapa? Selama dua tahun lebih, akibat larangan mudik, para perantau dan pekerja yang tinggal di kota harus memendam rindu untuk pulang ke kampung halamannya. Dua tahun bukanlah waktu yang sebentar. Pulang ke kampung halaman sebenarnya dapat dilakukan sewaktu-waktu. Kapan saja bila ada keinginan. Tetapi menjadi istimewa bila dilakukan saat lebaran. Ya, bertemu dengan orang-orang yang dicintai dan dikasihi, mulai dari orangtua, saudara, hingga handai taulan secara waktu bersamaan merupakan momen yang ditunggu-tunggu. Inilah mengapa sebagian besar masyarakat bersikeras untuk mudik.
Walau mudik telah diperbolehkan oleh Pemerintah, ada persyaratan yang harus dilaksanakan oleh para pemudik. Ketentuan ini berlaku untuk semua pemudik yang menggunakan moda transportasi, baik laut, darat, dan udara. Tak terkecuali di penyeberangan, hingga transportasi menggunakan kereta api. Dan wajib ditaati oleh para pemudik tanpa kecuali.
Apa yang sebaiknya harus dilakukan oleh para pemudik menyambut perhelatan akbar tahun ini? Bagi para pemudik, persiapkan segala sesuatunya secara matang. Tahun ini diperkirakan akan terjadi kemacetan dan kepadatan yang luar biasa. Baik di jalan biasa, jalan tol, hingga tempat penyeberangan kapal laut.
Nah, karena dipastikan akan macet dan padat, tak perlu berkeluh kesah. Daripada melakukan tindakan yang tidak perlu dan membuang energi seperti berkeluh kesah, sebaiknya kita ikut berkontribusi untuk mensukseskan mudik tahun ini.
Pertama, ikuti aturan, petunjuk, dan arahan dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah setempat, saat sebelum mudik, ketika telah tiba di tempat tujuan, dan saat kembali dari mudik. Satu contoh, bagi Pelaku Perjalanan Dalam Negeri (PPDN) alias pemudik yang telah mendapatkan vaksinasi dosis kedua wajib menunjukkan hasil negatif rapid test antigen yang sampelnya diambil dalam kurun waktu 1 x 24 jam atau hasil negatif tes RTPCR yang sampelnya diambil dalam kurun waktu 3 x 24 jam sebelum keberangkatan menggunakan moda transportasi tertentu sebagai syarat perjalanan.
Lalu, selama mudik dalam perjalanan, terutama bagi yang membawa kendaraan untuk tertib lalu lintas. Patuhi rambu-rambu lalu lintas dan marka jalan. Bagi para pemudik yang menggunakan jasa transportasi, selain persyaratan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah, berlakulah bijak dan cermat. Misalnya saja tertib antre. Juga jangan abai terhadap prokes. Itu satu contoh kecil.
Dan yang terakhir, persiapkan mental, fisik, materi, dan juga rencana seoptimal mungkin. Bila Anda mempersiapkan dengan sebaik mungkin, hal itu tak hanya berdampak pada diri Anda sendiri dan juga keluarga Anda, tapi juga orang lain. Begitu pula sebaliknya, bila Anda tak mempersiapkan diri dengan baik, hal itu tak hanya merugikan Anda sendiri dan keluarga, tapi juga orang lain.
Tak hanya rindu yang harus dibayar tuntas. Mudik juga demikian. Akhir kata, selamat mudik. Selamat menuju ke kampung halaman tercinta. Selamat menemui orang-orang terkasih. Berbahagialah bagi mereka yang bisa pulang sebelum pada akhirnya kita semua akan berpulang. Selamat Idulfitri. Mohon maaf lahir dan bathin.
* Penulis buku ‘Message of Monday’, Elexmedia, 2009 dan Ref Grafika Publishing, 2012
Photo by Mikechie Esparagoza: https://www.pexels.com/photo/photo-of-vehicles-on-road-during-evening-1600757/
Dalam beberapa hari terakhir ini di media sosial bersliweran isu mengenai kasus pernikahan satu keluarga yang viral. Isu ini bahkan oleh sebagian pihak dijadikan meme.
Bulan Desember identik dengan berbagai hal. Seperti peringatan Natal, musim dingin, atau perayaan tahun baru. Apa lagi? Tak hanya itu, Desember konon surganya bagi para konsumen untuk berbelanja dengan harga murah. Mengapa?
Tahun 2023 baru saja kita songsong dengan penuh keyakinan. Walau begitu, ada beberapa nada sumbang terdengar dalam menyambut tahun baru ini. Beberapa pengamat meramalkan bahwa perekonomian global di tahun 2023 akan terasa gelap. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam satu orasi ilmiah mengatakan setidaknya ada 4 faktor penyebab ekonomi global tidak dalam kondisi baik-baik saja.