a a a a a a a a a a a a a a a
Logo Header
Message Of Monday

Message Of Monday

Home /
/ “Terima Kasih!”
Terima Kasih

“Terima Kasih!”

Message of Monday - Senin, 30 Juni 2008
“Terima Kasih!”
Oleh: Sonny Wibisono

“Tuhan memberikan Anda hadiah 86.400 detik setiap harinya. Sudahkah Anda menggunakan satu detik saja untuk mengucapkan ’terima kasih’?”
-- William Arthur Ward, penulis dan editor Amerika, 1921- 1994

SEORANG mahasiswa Indonesia mengalami kebingungan ketika pertama kali kuliah di Jerman, karena setiap kali selesai kuliah, terdengar suara riuh-rendah para mahasiswa mengetuk meja dan bangku secara berulang-ulang. Tentu saja yang terdengar seperti suara orkestra yang kehilangan dirijennya. Berisik dan saling susul menyusul antara suara nada dan melodi. Setelah beberapa kali kuliah, seorang teman melihat bahwa ia tidak melakukan hal yang sama, mengetuk dan memukul meja setiap kali selesai kuliah dilakukan. “Mengapa harus memukul meja?” tanya sang mahasiswa keheranan. Temannya pun menjelaskan bahwa hal itu merupakan tradisi di Jerman, sebuah ungkapan terima kasih kepada dosen yang telah selesai mengajar.

Kedengarannya memang aneh, tapi begitulah faktanya. Ucapan ’terima kasih’ ternyata tidak harus dilakukan dengan bertepuk tangan saja. Tidak juga hanya dengan kata-kata, ’terima kasih, tarimo kasih, matur nuwun, hatur nuhun, matur suksama, xie xie, thanks, thenk ye, danke, merci, shukran, arigato gozaimasu.’Tapi juga bisa dilakukan dengan banyak cara. Mengapa kita perlu mengucapkan terima kasih kepada seserorang?

Terima kasih. Ungkapan sederhana yang terdiri dari dua kata, tetapi mempunyai makna yang sangat mendalam dan memiliki arti yang besar bagi yang menerimanya. Kenyataannya, ucapan ’terima kasih’ ini pada saat sekarang menjadi barang yang langka di negara ini. Tak percaya? Bukalah koran atau majalah setiap hari. Lalu lihatlah surat pembaca. Apa yang Anda temukan? Betul. Selalu ada saja komplain dari surat yang dikirimkan oleh pembaca koran dan majalah tersebut. Komplain berbagai macam hal, mulai dari yang penting hingga yang sebenarnya pantas masuk keranjang sampah. Isinya, mulai dari pelayanan yang kurang memuaskan dari perusahaan, komplain kinerja aparatur pemerintah, komplain listrik yang byar-pet, hingga komplain mengenai tayangan sinetron yang dinilai tidak mendidik. Tapi, apakah Anda menemukan surat pembaca yang berisikan sebuah ucapan terima kasih? Dalam seminggu, saya yakin, belum tentu sekali Anda mendapatkannya.

Terima kasih. Memang mudah diucapkan, tetapi sulit menjadi suatu kebiasan. Semakin tinggi status sosial dan jabatan seseorang, seharusnya semakin sering pula ia mengucapkan terima kasih. Mengapa? Karena dapat dipastikan, ia akan selalu membutuhkan bantuan dari bawahannya. Akan tetapi, mengucapkan terima kasih, tidak melulu harus dilakukan oleh seorang yang mempunyai jabatan atau status sosialnya tinggi. Setiap orang pada hakekatnya mempunyai kewajiban yang sama. Tak perlu jauh-jauh, ketika Anda bekerja, tentu dilayani oleh office boysetiap harinya yang selalu setia menemani Anda bekerja. Tetapi, sudahkah Anda mengucapkan terima kasih setiap kali ia mengantarkan minuman kepada Anda. Atau hanya sekedar mengambilkan karet gelang misalnya. Cobalah Anda bayangkan, jika satu hari sajaoffice boydi tempat kerja Anda tidak masuk karena sakit. Repot bukan? Walaupun hanya dengan sebuah ucapan terima kasih, orang yang telah memberikan bantuan kepada Anda akan merasa lebih dihargai dan dihormati. Setidaknya, ia telah melakukan pekerjaan tersebut dengan tulus.

Terima kasih. Suatu ucapan yang memiliki dimensi bahwa kita merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan uluran bantuan dari orang lain. Karena kita hidup tak sendiri. Makna yang lebih dalam dari suatu ungkapan terima kasih ialah bahwa dalam lingkup interaksi sosial, kita selalu membutuhkan cinta kasih. Dengan kasih itulah, kita akan selalu tergerak untuk menolong orang lain. Bayangkan, bila semua saling memberi kasih, maka semua persoalan di negara ini dapat diminimalisir untuk diatasi. Dengan cinta kasih, hidup menjadi lebih berarti dan bermakna.

Terima kasih. Ucapan yang memberikan kekuatan energi positif bagi pemberi dan penerimanya. Energi tersebut akan lebih bernilai bila kita tidak hanya mengucapkannya saja. Satu saat, Anda melakukannya tak cukup hanya dengan mengucapkannya saja bukan? Selain ucapan, sebagai gantinya, kita bisa saja memberikan imbalan balik berupa uang, barang, jasa, atau minimal tentu saja doa yang tulus kepada seseorang yang telah menolong kita. Dan bila suatu saat kita menolong orang, sangat mungkin orang tersebut tidak hanya mengucapkan terima kasih kepada kita tetapi juga mendoakan kita secara tulus.

Terima kasih. Tidaklah sulit untuk diucapkan. Juga gratis, tak perlu biaya untuk mengucapkannya. Oleh karena itu, mulai saat ini, kita harus membiasakan mengucapkan terima kasih kepada setiap orang yang telah menolong kita, walau sekecil apapun.

Terima kasih, tak lupa pula saya mengucapkan hal itu kepada Anda yang telah membaca tulisan ini. Semoga bermanfaat. Grazie! (300608)

* Photo by Giftpundits.com from Pexels

Latest Post

Tergoda Isu ViralTergoda Isu Viral
Dalam beberapa hari terakhir ini di media sosial bersliweran isu mengenai kasus pernikahan satu keluarga yang viral. Isu ini bahkan oleh sebagian pihak dijadikan meme.
Belanja Bijak Belanja CermatBelanja Bijak, Belanja Cermat
Bulan Desember identik dengan berbagai hal. Seperti peringatan Natal, musim dingin, atau perayaan tahun baru. Apa lagi? Tak hanya itu, Desember konon surganya bagi para konsumen untuk berbelanja dengan harga murah. Mengapa?
Selamat Datang 2023Selamat Datang 2023!
Tahun 2023 baru saja kita songsong dengan penuh keyakinan. Walau begitu, ada beberapa nada sumbang terdengar dalam menyambut tahun baru ini. Beberapa pengamat meramalkan bahwa perekonomian global di tahun 2023 akan terasa gelap. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam satu orasi ilmiah mengatakan setidaknya ada 4 faktor penyebab ekonomi global tidak dalam kondisi baik-baik saja.
KOMENTAR