a a a a a a a a a a a a a a a
Blog
Blog

Blog

Home /
Blog
HARI BATIK NOT SPECIALHARI BATIK, NOT SPECIAL
Sah saja masyarakat menunjukkan kecintaannya pada Batik. Tapi bagi saya pribadi, tak ada yang spesial untuk hari ini. Hari ini sama saja dengan hari-hari lainnya. Kecintaan saya pada batik tak diucapkan dengan kata-kata atau khusus memakai batik pada hari ini saja. Mengapa?
CANDU DAN CERITA DI BALIK KOPICANDU DAN CERITA DI BALIK KOPI
Selama ini, bila kopi di kantor atau rumah habis, sayalah tertuduh utama sebagai biang keroknya. Dalam sehari, saya memang bisa menenggak 4-5 cangkir kopi. Bahkan, sebelum penyakit batu ginjal datang menghampiri, sehari bisa sampai 10 cangkir. Teman kopi, kalau kata orang adalah rokok. Tapi saya sama sekali tak menyentuh rokok. Menghirup asapnya pun tak tahan. Minum kopi bergelas-gelas tak lantas membuat saya melek seharian. Saya sudah imun terhadap kopi atau kafein yang terkandung di dalamnya. Lantas kopi macam apa yang saya benar-benar menikmatinya?
Si Hidung Mancung Si Hidung Mancung
Ibu muda itu masih terus memandangi saya dari dekat. Risih juga lama-lama kalau dilihat orang seperti itu. Karena tak tahan, akhirnya saya hampiri ibu muda tersebut.
”Ya bu, ada apa ya?” tanya saya.
Ibu itu sedikit kaget karena tahu-tahu ditanya.
“Eh, gak apa-apa kok. Cuma mau lihat sampeyan punya hidung.”
”Hidung?” tanya saya keheranan.
”Iya, hidung bapak bagus sekali. Mancung bangir. Indah sekali.”
Aarrgghhh....
REBAHAN DI DADA ABANGREBAHAN DI DADA ABANG
Bagi sebagian orang, terutama kaum hawa, kumis dan berewok diasosiasikan dengan lambang kejantanan dan lebih maskulin. Tapi memang banyak pula wanita yang tak menyukainya. Maskulinitas tentu saja tak berbanding lurus dengan kemampuan di atas ranjang.
MEMBACA ITU TAK SULITMEMBACA ITU (TAK) SULIT
DPR baru saja mensahkan RUU Ciptaker bulan Oktober ini. Saat RUU diketok untuk disahkan, beredar kabar RUU itu memuat 900 halaman lebih. Lalu muncul berita mengenai banyaknya versi halamanan yang berubah-ubah dari waktu ke waktu. Terakhir, naskah UU Ciptaker yang diterima setebal 1.187 halaman. Sebelum draf 1.187 halaman itu beredar, terdapat sejumlah draf RUU Cipta Kerja antara lain, setebal 1.082 halaman, 905 halaman, 1.035 halaman, dan 812 halaman. Bagaimana membaca setebal itu?