OBAT KUAT
OBAT KUAT. Sepanjang perjalanan dari rumah menuju tempat kerja, disisi kanan jalan, setidaknya saya menghitung ada dua belas pengobatan alternatif. Kalau bisa dibilang sih, lebih tepat dikatakan menjual obat kuat. Maksudnya supaya otot menjadi kekar berisi? Terlihat sixpack gitu? Bukan. Bukan itu. Suatu obat atau ramuan tertentu yang bila diminum membuat lelaki bisa tahan berjam-jam di ranjang. Ngapain? Tidur? Ya, you know lah. Pernah saat melewati daerah Daan Mogot di Jakarta, yang kebanyakan merupakan daerah industri dan pabrik, betebaran penjual obat ini. Hampir tiap kilometer toko ini ada. Walau sudah diatas jam sembilan malam, para penjual ini tetap buka dengan lampu yang masih menyala. Biasanya pintu sengaja setengah terbuka setengah tertutup. Mengapa? Agar orang luar tak tahu siapa yang masuk ke dalam. Kok tahu? Ya tahu lah. Itu sih logika saja.
Sejak dari dulu hingga sekarang, saya tak pernah tertarik dengan urusan yang satu ini. Melihat bentuk obatnya saja didepan mata tak pernah. Sebelum obat-obatan berkembang pesat di era sekarang, pada tahun 90-an dikenal viagra. Sejenis obat kuat yang begitu ngetop pada zamannya.
Saya berasumsi, para pemakai obat ini setidaknya memiliki dua masalah, yang satu diantaranya saya yakini akan kebenarannya. Pertama, kurang percaya diri akan kemampuan di ranjang yang dimilikinya. Yang kedua, memiliki masalah pada organ seksualnya. Entah editansil alias ejakulasi dini tanpa hasil, entah disfungsi ereksi, entah lainnya. Pokoknya masalahlah judulnya. Meminum obat jenis ini, apalagi bila ketergantungan, pastinya akan mempengaruhi fungsi organ lain, tak hanya organ seksual saja. Jantung misalnya, dipaksa sekuat tenaga untuk memompa darah. Tak baik tentu saja.
Tapi apakah harus dengan obat agar bisa tahan lama? Sejatinya, agar di diranjang durasinya lebih lama, tak perlu obat semacam itu. Kuncinya hidup sehat. Terutama jauhi alkohol dan rokok. Sudah banyak penelitian yang menjelaskan efek samping dari meminum alkohol dan merokok yang pada akhirnya menyebabkan gangguan pada fungsi organ seksual. Merokok, ya sami mawon. Penelitian pun mengatakan bahwa merokok berpotensi mengurangi waktu rata-rata ejakulasi pada lelaki dengan melemahkan otot-otot pada organ seksual. Jadi bayangkan, kalau kebiasaan meminum alkohol dan merokok dilakukan terus menerus. Apakah cukup menjauhi alkohol dan rokok saja? Tentu saja perlu dibarengi dengan makan yang sehat dan teratur. Dan, jangan lupa pula berolahraga.
Nah, soal urusan ranjang, jangan terpesona dengan tubuh yang atletis dari seorang lelaki. Jangan pula meremehkan lelaki yang tubuhnya tidak kekar. Body sixpack tak menjamin urusan diranjang tokcer. Begitu pula sebaliknya, seorang lelaki yang kelihatannya lugu atau polos, malah bisa jadi berjam-jam “bermain”.
Sekarang ini, gejala penyakit stroke, diabetes, darah tinggi dan penyakit sejenis lainnya yang dahulu dikenal sebagai penyakit ‘orang tua’ kini menyerang kaum muda lebih awal. Kenapa? Sederhana jawabnya, karena mereka tidak hidup secara sehat. Pada akhirnya, hal itu berakibat akumulasi dari waktu ke waktu, yang berujung pada urusan ranjang. Sangat disayangkan bila diusia muda sudah memiliki masalah disfungsi ereksi dan atau ejakulasi dini.
Seks memang bukan faktor utama suatu hubungan. Tapi urusan ranjang dapat menyebabkan perceraian. Maka dari itu, bagi para pasangan yang ingin melangsungkan pernikahannya dan agar tetap langgeng, tak ada salahnya bertanya kepada calon pasangannya mengenai kesehatan yang dimilki pasangannya. Intinya komunikasi dan terbuka satu sama lain. Tak hanya soal seks tentunya.
Saya jadi teringat joke lama. Seorang suami yang sudah memasuki usia lanjut tergiur dengan iklan obat kuat yang ditawarkan. Cara memakainya sederhana. Setelah diminum, sebelum bermain, ia cukup mengatakan ‘pow’, maka dijamin ‘barang’ langsung tegang dan bisa bertahan berjam-jam. Setelah selesai ‘main’, cukup katakan ‘wow’, maka akan langsung ‘turun’ dengan sendirinya. Sang suami pun membeli satu dulu. Bila nanti cocok, ia akan mencobanya lagi. Saat malam hari, setelah melepas seluruh pakaiannya, ia pun meminum obat tersebut, dan di depan cermin berkata ‘pow’. Tahu-tahu ‘barangnya’ naik tegak lurus. Ia pun menghampiri isterinya. Sang isteri kaget bukan kepalang, melihat ‘barang’ suaminya sudah tegang walau belum melakukan apapun. Saking takjubnya, sang isteri bilang ‘wow!’
***
Photo by Anna Shvets from Pexels
Sejak dari dulu hingga sekarang, saya tak pernah tertarik dengan urusan yang satu ini. Melihat bentuk obatnya saja didepan mata tak pernah. Sebelum obat-obatan berkembang pesat di era sekarang, pada tahun 90-an dikenal viagra. Sejenis obat kuat yang begitu ngetop pada zamannya.
Saya berasumsi, para pemakai obat ini setidaknya memiliki dua masalah, yang satu diantaranya saya yakini akan kebenarannya. Pertama, kurang percaya diri akan kemampuan di ranjang yang dimilikinya. Yang kedua, memiliki masalah pada organ seksualnya. Entah editansil alias ejakulasi dini tanpa hasil, entah disfungsi ereksi, entah lainnya. Pokoknya masalahlah judulnya. Meminum obat jenis ini, apalagi bila ketergantungan, pastinya akan mempengaruhi fungsi organ lain, tak hanya organ seksual saja. Jantung misalnya, dipaksa sekuat tenaga untuk memompa darah. Tak baik tentu saja.
Tapi apakah harus dengan obat agar bisa tahan lama? Sejatinya, agar di diranjang durasinya lebih lama, tak perlu obat semacam itu. Kuncinya hidup sehat. Terutama jauhi alkohol dan rokok. Sudah banyak penelitian yang menjelaskan efek samping dari meminum alkohol dan merokok yang pada akhirnya menyebabkan gangguan pada fungsi organ seksual. Merokok, ya sami mawon. Penelitian pun mengatakan bahwa merokok berpotensi mengurangi waktu rata-rata ejakulasi pada lelaki dengan melemahkan otot-otot pada organ seksual. Jadi bayangkan, kalau kebiasaan meminum alkohol dan merokok dilakukan terus menerus. Apakah cukup menjauhi alkohol dan rokok saja? Tentu saja perlu dibarengi dengan makan yang sehat dan teratur. Dan, jangan lupa pula berolahraga.
Nah, soal urusan ranjang, jangan terpesona dengan tubuh yang atletis dari seorang lelaki. Jangan pula meremehkan lelaki yang tubuhnya tidak kekar. Body sixpack tak menjamin urusan diranjang tokcer. Begitu pula sebaliknya, seorang lelaki yang kelihatannya lugu atau polos, malah bisa jadi berjam-jam “bermain”.
Sekarang ini, gejala penyakit stroke, diabetes, darah tinggi dan penyakit sejenis lainnya yang dahulu dikenal sebagai penyakit ‘orang tua’ kini menyerang kaum muda lebih awal. Kenapa? Sederhana jawabnya, karena mereka tidak hidup secara sehat. Pada akhirnya, hal itu berakibat akumulasi dari waktu ke waktu, yang berujung pada urusan ranjang. Sangat disayangkan bila diusia muda sudah memiliki masalah disfungsi ereksi dan atau ejakulasi dini.
Seks memang bukan faktor utama suatu hubungan. Tapi urusan ranjang dapat menyebabkan perceraian. Maka dari itu, bagi para pasangan yang ingin melangsungkan pernikahannya dan agar tetap langgeng, tak ada salahnya bertanya kepada calon pasangannya mengenai kesehatan yang dimilki pasangannya. Intinya komunikasi dan terbuka satu sama lain. Tak hanya soal seks tentunya.
Saya jadi teringat joke lama. Seorang suami yang sudah memasuki usia lanjut tergiur dengan iklan obat kuat yang ditawarkan. Cara memakainya sederhana. Setelah diminum, sebelum bermain, ia cukup mengatakan ‘pow’, maka dijamin ‘barang’ langsung tegang dan bisa bertahan berjam-jam. Setelah selesai ‘main’, cukup katakan ‘wow’, maka akan langsung ‘turun’ dengan sendirinya. Sang suami pun membeli satu dulu. Bila nanti cocok, ia akan mencobanya lagi. Saat malam hari, setelah melepas seluruh pakaiannya, ia pun meminum obat tersebut, dan di depan cermin berkata ‘pow’. Tahu-tahu ‘barangnya’ naik tegak lurus. Ia pun menghampiri isterinya. Sang isteri kaget bukan kepalang, melihat ‘barang’ suaminya sudah tegang walau belum melakukan apapun. Saking takjubnya, sang isteri bilang ‘wow!’
***
Photo by Anna Shvets from Pexels
KOMENTAR
