NGIDAM NASI KUCING. Kucing. Entah mengapa, hewan yang satu ini menjadi stempel dari istilah yang sering dibuat manusia. Misalnya saja istilah ‘malu-malu kucing’, kenapa sih harus kucing. Padahal hewan paling pemalu di dunia ini bukan kucing. Ada tapir, kukang, dan lainnya. Lalu ada pula istilah ‘mandi kucing’. Eh? Dan dalam dunia kuliner, ada makanan bernama ‘nasi kucing’. Di Jawa populer dengan sebutan ‘sego kucing’.
Istilah nasi kucing sebenarnya merujuk pada sedikitnya porsi nasi yang dihidangkan. Tak lebih dari sekepalan tangan. Konon, itulah porsi makan untuk seekor kucing. Padahal, tak cuma kucing saja yang memakan makanannya untuk porsi tersebut. Tapi ya sudahlah.
Sejak kemarin saya memang ngidam soal berbau kucing ini. Bukan mandi kucing ya, tapi nasi kucing. Kuliner ini umumnya terdapat di angkringan. Di Jakarta, angkringan yang dimaksud biasanya berupa warung makan dengan memakai tenda. Menu utamanya nasi kucing (hanya nasi kucing ya), plus aneka jeroan. Jeroan itu seperti sate telor puyuh, sate bakso, sate rempela ati, sate usus, kepala ayam (kepalanya saja ya), mirsol (ikan lapis telur), tempe, dan tahu. Nasi kucing yang saya jumpai saat saya bersantap malam ini hanya ada dua macam. Nasi kucing dengan tempe orek, dan nasi kucing dengan suwiran ikan tongkol. Dibungkus dengan kertas nasi dan dibawahnya ditaruh daun pisang. Ingat ya, ukurannya benar-benar sedikit.
nasi kucing tempe orek
nasi kucing ikan tongkol suwir
Teman makan nasi kucing ini, ya itu tadi, jeroan. Namanya jeroan, jelas tidak sehat. Tapi saya makannya juga tidak sering. Sebulan belum tentu sekali. Boleh dunk.
aneka jeroan
Di Angkringan di Jalan Antasari yang saya datangi, saya menghabiskan dua nasi kucing dan enam jeroan. Semua seharga 26 ribu. Satu nasi kucing seharga 3 ribu. Jeroannya rerata juga 3 ribu. Murah. Dengan harga segitu, saya sudah merasa kenyang, entah berapa keuntungan yang diperoleh si pedagang untuk daerah Jakarta ini. Walau angkringan pinggir jalan, mereka juga memiliki media sosial seperti instagram. Memang harus pandai pandai bergaul di Jakarta ini.
angkringan kekinian, ada IG nya
Saat saya kesana, tempat ini begitu ramai. Apakah karena saat ini, di tengah ekonomi yang masih belum pulih, masyarakat semakin sulit mendatangi restoran? Entahlah. Setidaknya, ramainya angkringan menunjukkan bahwa perekonomian masih tetap berjalan.
Buka dari jam 5 sore hingga jam 2 pagi.
Lokasi:
https://goo.gl/maps/A5xjCTqREThVHRZH9Di googlemaps tertulis Angkringan Jans Coffee, walau di tendanya tertulis Angkringan Antasari. Agak masuk ke Jl. Baru atau Jl. H. Naim III, depan Jl. P. Antasari.
Lihat pula:
Instagram:
https://www.instagram.com/sonny.wibisono.sonca/Twitter:
https://www.twitter.com/sonnywibisonoYoutube:
https://www.youtube.com/channel/UCYHetftQlv2nf64YayuEW-g