Mereka yang melakukan korupsi juga bukan orang yang berkekurangan, bahkan terpandang di mata masyarakat. Bisa jadi sebenarnya secara tidak sadar kita terbiasa disuguhi dengan perilaku demikian.
Ada satu cerita menarik saat terjadinya banjir Jakarta ini. Seorang kawan, kita panggil saja namanya Toto, biasa disebut sebagai sukarelawan, langsung hadir saat bencana datang. Ia menjadi orang yang paling terdepan saat bencana datang.
Seorang kawan beberapa kali menulis dalam statusnya ‘jangan lupa bahagia’. Entahlah, apakah karena ia memang sedang dirundung masalah sehingga harus menuliskannya demikian. Ataukah memang hanya iseng saja. Bahkan kadang berulangkali dituliskannya.
Menjadi menarik ketika bencana banjir melanda, media sosial menjadi gaduh. Kegaduhan yang terjadi bukan karena berebutan ingin menolong. Mereka saling menyalahkan, bahkan merisak (membully) sesama netizen yang merupakan pendukung kubu tertentu.
Menjadi tak biasa ketika saya sarapan nasi uduk tersebut dari satu mobil mewah yang belakang mobilnya disulap menjadi tempat menjaja nasi uduk beserta lauk pauknya.