AKHIR pekan silam Bimo sengaja membawa pekerjaan kantor ke rumah. Senin ada rapat penting. Dia harus siap dengan presentasi di depan bos besarnya. Namun jangankan bisa bekerja. Dia malah diganjal kesal tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa.
Di satu ruko di pinggir Jakarta, seorang gadis tengah asyik menggesek biola. Tangan dan jari-jarinya belumlah sempurna memencet senar biolanya. Pantat biola sering jatuh dari pundaknya yang kecil. Maklum, usianya masih belum jauh berangkat dari angka lima.
WABAH baru itu bernama reuni. Kafe, food court, ruang besar di hotel, sekolah, kampus, atau sekadar tongkrongan di pinggir jalan kini banyak diisi oleh orang-orang yang berkumpul kembali. Istilahnya, ya reuni itu tadi.
Di dalam sebuah gerbong kereta listrik berpendingin udara, seorang wanita tua berkicau sendiri. Saat petugas datang dan memintanya karcis, tiba-tiba dia menangis. Sambil tersedu sedan, ia memohon untuk tidak diturunkan.
WARUNG nasi uduk itu sebenarnya enak punya. Rasa nasinya gurih. Ayam gorengnya kriuk-kriuk. Bebeknya tidak lengket dan empuk. Tapi kok malam itu sepi sekali. Pengunjungnya hanya satu dua saja. Mereka datang dan pergi. Mungkin karena malam itu hujan.