a a a a a a a a a a a a a a a
Belajar dari Tom and Jerry
Message Of Monday

Message Of Monday

Home /
/ Belajar dari Tom and Jerry
Belajar dari Tom and Jerry

Belajar dari Tom and Jerry

Message of Monday - Senin, 26 Mei 2008
Belajar dari Tom and Jerry
Oleh: Sonny Wibisono

“Mumpung kita masih muda, harus gesit, kreatif, dan (sedikit) jujur.”
--- Warung Kopi Prambors

WADUH! Harga BBM naik lagi. Banyak orang yang tak suka dengan pengumuman dari Pemerintah ini. Aksi unjuk rasa pun pecah di mana-mana. Mereka yang tidak ikutan berdemonstrasi, bukannya tenang-tenang saja. Mereka, kaum ibu, yang kesulitan mengatur uang belanja. Suami, yang berjumpalitan mencari tambahan penghasilan, dan siapa pun menjadi gundah gulana. Ah, di negeri ini, naiknya harga bahan bakar minyak adalah musibah bagi sebagian besar masyarakat. Padahal, yang naik harga BBM, eh sampai selembar daun kangkung pun ikut melejit. “Ya iya la yah ikut naik, bawanya kan kan pake mobil ke pasar, emang jalan kaki,” kata penjual sayur berkilah.

Meratap? No way man! Kini, setelah marah, kesal, dan mungkin sedikit tersedu-sedan, yang hanya bisa dilakukan adalah bergegas untuk bersiasat. Dalam keadaan serba sulit saat ini, hanya ada dua pilihan. Kita makin trengginas dengan ide-ide kreatif yang dituangkan dalam kehidupan sehari-hari? atau justru kita menyerah? yang bisa-bisa membuat kita menjadi beringas. Tinggal pilih.

Namun daripada menyerah, mendingan menjadi gila dengan banyak ide. Dalam situasi sulit seperti saat ini, ide-ide yang kelihatannya gila bahkan mengada-ada, malah kalau dipraktekkan bisa membawa manfaat yang besar. Kalau kata pelawak legendaris, Almarhum Asmuni, bukanlah hil yang mustahal. Anda pernah menonton film Tom and Jerry? Lucu bukan? Personifikasi kartun ternama dari Walt Disney tersebut menggambarkan kagak ada matinyebagi Si Tom dan Jerry, yang selalu muncul dengan ide-ide kreatifnya, walau sudah digencet habis. Semangat memunculkan ide gila dari Tom and Jerry bisa Anda contoh.

Terus terang, tak ada ide baru yang baru disini. Barangkali dari kita sudah ada yang melakukannya. Walau sesungguhnya lebih banyak menjadi wacana saja. Intinya, kreatif dan gesit. Apa saja misalnya?

Bersepeda ke Kantor
Polusi ah. Iya sih, tapi masker penutup hidung sudah banyak dijual para pedagang. Untungnya banyak kok. Dari segi materi, ini hitungannya. Kalau Anda naik mobil, katakanlah Anda mengeluarkan uang sebesar Rp 20.000 hingga Rp 25.000 untuk pembelian bensin, yang biasanya cukup untuk 1 hari. Itu pun untuk kendaraan dengan cc di bawah 1500. Jadi dalam sebulan, Anda mengeluarkan 20.000 atau 25.000 dikali 25 hari kerja, sebesar 500.000 hingga 625.000. Dalam setahun Anda mengeluarkan 6 hingga 7,5 juta. Bagaimana kalau naik motor? Lebih murah memang. Hitungan seorang biker didapat hasil seperti ini. Seminggu hanya keluar duit 50 ribu. Jadi dalam sebulan kira-kira Anda mengeluarkan 50.000 dikali 4 minggu sebesar 200 ribu, atau dalam setahun kira-kira 2,4 juta.

Bagaimana dengan sepeda? Ya, paling efeknya terhadap makan yang kita sikat. Tapi tetap murah to? Kalau pun rumah Anda berada di provinsi Banten, sedangkan kantor Anda di Jakarta Utara, banyak siasatnya. Setelah menggenjot pedal ke sebuah tempat, tinggalkan sepeda itu lalu sambung dengan kendaraan umum. Bayangkan, kalau Anda naik sepeda ke kantor, berapa biaya yang dapat dihemat. Bukan hanya hemat uang, Anda pun jadi sehat. Jika kantor Anda berjarak kurang dari 10 kilometer, maka bersepeda menuju ke kantor adalah pilihan yang cerdas. Dengan kecepatan 3 hingga 5 kilometer per jam, maka Anda sudah sampai kantor dalam waktu 2 jam. Waktu yang cukup dalam berolah raga. Tak ada bedanya kalau Anda bermacet ria selama dua jam di jalan.

Ide ini bukan hanya wacana semata, sebuah LSM di Jakarta berhasil menggandeng beberapa sekolah untuk melaksanakan program Sepeda untuk Sekolah. Siswa-siswa dalam menuju sekolahnya dengan menggunakan sepeda. Tapi jangan lupa, gunakan helm pengaman, dan Anda harus berhati-hati di jalanan kota Jakarta atau kota besar lainnya terhadap kemacetan dan lalulintas yang kadang tidak tertib. Juga sediakan lampu di sepeda, bila Anda harus pulang dimalam hari.

Singkirkan Kartu Kredit Anda
Anda punya kartu kredit lebih dari 5? Atau 10? Jangan ragu untuk memotongnya. Pikirkanlah sejenak, apakah benar-benar Anda membutuhkan kartu kredit? Bayangkan jika Anda berhasil memotong 5 saja kartu kredit, Anda sudah dapat menghemat iuran tahunan yang besarnya bervariasi antara 90.000 hingga 150.000 untuk jenis biasa atau silver. Jenis platinum? Ini lebih wow lagi besarnya. Biasanya berkisar antara 500 ribu hingga 1 juta rupiah. Nah, Anda bisa bayangkan berapa penghematan yang bisa Anda lakukan dengan memotong kartu kredit Anda? Kalau Anda sayang, sisakan satu saja, itu pun kartu kredit dengan fasilitas gratis iuran tahunan.

Manfaatkan Halaman
Eh, ini kayak zaman Soeharto saja ya? Dulu ada istilah apotek hidup dan warung hidup. Halaman yang tersisa bisa ditanami dengan tumbuhan yang berguna, misalnya tomat atau cabe. Beberapa Pemda sudah menganjurkan warganya untuk melakukannya. Gang dan lahan sempit sekitar rumah-rumah dapat dimanfaatkan untuk pot-pot tanaman bernilai ekonomi dan mudah dirawat. Dengan rajin menanam, bukan hanya dapat menambah penghasilan, juga untuk mengurangi beban konsumsi sendiri. Ambil contoh cabe rawit. Buah pedas ini mudah ditanam di dataran rendah ataupun di dataran tinggi. Padahal kita tahu, harga cabai dipasaran tergolong tinggi. Dengan bertanam pun, ada hal lain yang bisa dipetik, Anda jadi rajin berkebun dan bercocok tanam.

Bongkar Isi Rumah
Bongkarlah dan periksa isi rumah Anda. Apa yang Anda temukan? Barang rongsokan atau barang yang masih layak dipakai? Mungkin kedua-duanya. Bila barang bagus yang masih bisa dipakai, kenapa tidak dijual saja? Bukankah menghasilkan uang. Bila Anda simpan, barang tersebut menjadi idle, atau dengan kata lain, mubazir. Bila barang rongsokan yang tak punya nilai jual, maka Anda dapat membereskan atau membersihkannya. Jadi toh, Anda untung juga, karena rumah jadi terlihat lebih rapi dan resik.

Ganti Pola Makan
Anda biasa makan nasi setiap harinya? Tapi tahukah Anda, bahwa nasi sesungguhnya dapat diganti dengan makanan lain? 100 gram nasi setara dengan 3 buah kentang rebus berukuran sedang, setara dengan 4 lembar roti tawar, setara dengan 10 biji crackers, setara dengan 1 mangkuk mi berukuran sedang. Jadi Anda bisa memilih mana yang lebih murah dengan tidak mengurang gizi yang dikandung. Bagaimana dengan kandungan zat lain yang dibutuhkan. Harga telur memang mahal. Satu butir telur setara gizi proteinnya dengan semangkuk susu. Atau 1 liter susu mengandung protein setara 4 butir telur. Nah, Anda bisa membeli susu kalau harga telur dirasakan mahal. Nah, sebenarnya masih banyak lagi, makanan pengganti yang nilai kandungan gizinya sebenarnya setara. Jadi, Anda bisa mengubah-ubah pola makanan Anda tanpa mengurangi nilai gizi yang diperoleh dan tentunya pun Anda jadi berhemat.

Kurangi atau Hentikan Dugem dan Liburan
Anda biasa melakukan dugem atau hang outdengan teman atau kawan kerja Anda? Nonton film, bowling, ngedance, clubbing, atau hanya sekedar makan di mall. Dalam seminggu, mungkin Anda melakukannya sekali, di akhir pekan. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk itu? Atau mungkin juga Anda meluangkan waktu untuk berlibur ke mallatau luar kota dengan keluarga di akhir pekan? Nah, Anda bisa mengubah kebiasan-kebiasan boros tersebut. Kalau perlu, dugem atau hang outdihentikan. Carilah hiburan yang murah meriah. Liburan pun tak harus ke luar rumah. Anda bisa juga melakukan liburan di rumah bersama keluarga, misalnya berkebun, mengisi dan mengganti kolam, mengganti warna cat rumah, mengajak anak belajar memasak, atau memotong dan membersihkan sayuran.

Ide lainnya? Silakan Anda tambahkan sendiri, semakin banyak ide yang bisa dilakukan itulah yang menjadi kunci kemenangan di masa yang sulit ini. Jangan mau kalah sama Tom dan Jerry. Selamat mencoba. (260508)

* Sumber gambar/ilustrasi: https://wallpapercave.com/tom-and-jerry-desktop-hd-wallpapers
KOMENTAR

Latest Post

Tergoda Isu ViralTergoda Isu Viral
Selamat Datang 2023Selamat Datang 2023!