a a a a a a a a a a a a a a a
Dari Duren Sawit dengan Dua Pelajaran Penting
Message Of Monday

Message Of Monday

Home /
/ Dari Duren Sawit dengan Dua Pelajaran Penting
Dari Duren Sawit dengan Dua Pelajaran Penting

Dari Duren Sawit dengan Dua Pelajaran Penting

Message of Monday – Senin, 26 September 2022
Dari Duren Sawit dengan Dua Pelajaran Penting
Oleh: Sonny Wibisono *

"Hidup tak semudah membalikkan telapak tangan, tetapi dengan telapak tangan kita dapat mengubah hidup kita jauh lebih baik lagi."
-- Anonim

Karena satu dan lain hal, saya berangkat ke kantor menggunakan taksi online. Tak butuh waktu lama, satu taksi akhirnya saya dapatkan. Tapi tak sampai hitungan menit, tetiba kendaraan itu membatalkan pesanan. Entah mengapa. Lucunya, hal itu berulang empat kali. Dapat, lalu dibatalkan oleh pengemudinya sendiri. Saya tak tahu alasannya.

Apakah karena hari itu jalanan macet parah? Tidak juga. Di googlemaps terlihat berwarna biru. Artinya, jalanan lancar. Apakah karena ada demo atau hal lain? Nampaknya tidak juga. Tak ada berita apapun soal demo atau peristiwa heboh lainnya.

Saat kita memesan taksi online, memang ada kemungkinan dua jenis kendaraan yang kita dapatkan. Kendaraan pribadi, dengan plat nomor mobil biasa berwarna hitam. Atau taksi berwarna biru dengan plat mobil berwarna kuning yang merupakan rekanan dari penyedia aplikasi layanan transportasi tersebut. Memang, ada juga menu pilihan bila ingin langsung memesan taksi plat kuning. Sebenarnya tak masalah bagi saya, kendaraan apapun yang didapat, yang penting sampai kantor.

Akhirnya, setelah lima kali memesan, barulah saya mendapatkannya. Taksi plat mobil berwarna kuning. Bukan taksi pribadi. Tak masalah. Pengemudinya seorang wanita. Saya pun bertanya, mengapa banyak sekali yang menolak pesanan saya.

Ia pun menjelaskan, taksi plat kuning lebih menyukai penumpang yang melambaikan tangan di pinggir jalan, atau melakukan pesanan langsung lewat call centre taksi tersebut, ketimbang pesanan melalui aplikasi. Bila naik dari pinggir jalan, atau memesan lewat call centre, argo yang tertera sesuai jarak dan waktu yang ditempuh. Beda bila melalui aplikasi. Harga sudah tetap, tanpa peduli berapa lama waktu yang ditempuh jika seandainya taksi itu muter-muter dan terjebak macet.

Sang pengemudi sendiri bercerita, baru sehari sebelumnya ia mengantarkan penumpang menuju rumah sakit. Sang penumpang memesan melalui layanan aplikasi. Ndilalahnya, satu jalanan ditutup yang menyebabkan ia memutar jauh. Belum lagi ditambah macet, padahal ia mengantarkan penumpang yang sakit.

Saya pun bertanya kepada ibu itu, kenapa pesanan saya diterima. Jawabnya, rezeki jangan ditolak berapapun besarnya. Karena itu mempengaruhi performanya juga. Kalaupun nanti terkena macet atau hal lainnya, ya mau gimana lagi. Sudah risiko. Lagi pula, jangan dilihat satu-satu begitu. Mungkin dari kita menjemput satu rezeki, maka rezeki yang lain akan mudah mengalir. Begitu ujar sang pengemudi.

Dari perbincangan juga dengannya, ternyata ia telah memiliki 13 cucu dari 4 anaknya. Suaminya baru saja wafat beberapa tahun yang lalu. Saya katakan kepadanya, seharusnya dengan usianya saat ini, dengan menyandang status nenek, ia beristirahat saja dan lebih baik menghabiskan waktu bermain dengan cucu.

Sang nenek yang berprofesi sebagai pengemudi taksi ternyata memiliki etos kerja yang tinggi. Ia tak ingin menggantungkan hidupnya dari orang lain. Walau itu anaknya sendiri. Selain itu, berapapun rezeki yang ia dapatkan, ia mencoba tak mengeluh dan menerimanya dengan lapang dada. Ah, bijak sekali. Pengalaman hidup rupanya telah menempa sang nenek.

Syukurlah, jalanan hari itu lancar. Tanpa terasa, karena diselingi dengan mengobrol, selama kurang lebih satu jam, kendaraan yang saya naiki sampai juga di tempat tujuan. Saya pun mengucapkan terima kasih.

Dua pelajaran penting hari ini, rezeki jangan ditolak. Karena dari sana nantinya mungkin akan mengalir rezeki-rezeki lainnya. Dan juga, selagi dapat hidup mandiri, jangan sesekali bergantung kepada orang lain. Itu kata sang nenek loh. Saya sepakat. Ah, Anda juga sepakat 'kan kawan?

* Penulis buku ‘Message of Monday’, Elexmedia, 2009 dan Ref Grafika Publishing, 2012

Photo by Nathan Fertig on Unsplash

KOMENTAR

Latest Post

Tergoda Isu ViralTergoda Isu Viral
Selamat Datang 2023Selamat Datang 2023!