Message of Monday – Senin, 27 September 2010 Ketika Tuhan Begitu Dekat Oleh: Sonny Wibisono *
“With God, all things are possible. But without God, everything is nothing.” -- Grant Taylor
GRANT Taylor adalah seorang pelatih soft ball. Taylor benar-benar mengalami hari-hari terburuk dalam hidupnya. Timnya selalu kalah terus. Hal ini mengakibatkan, para pemain andalannya frustasi dan sebagian pindah ke tim lawan. Sementara itu disisi lain, isterinya menanti dengan cemas kedatangan buah hatinya yang belum kunjung tiba walau telah empat tahun mereka menikah.
Seakan-akan kesusahan terus menimpa Taylor. Hingga suatu hari, ketika tiba di jalan, mobilnya mogok. Sesampainya di rumah, giliran mesin pemanas airnya tidak menyala. Kompor untuk memasak pun rusak. Kamar mandi bocor. Dan seabreg kesusahan lain menghampirinya. Puncaknya, ketika ia mendengar kepala sekolah hendak memecat dirinya karena tim yang dipimpinnya selalu kalah secara beruntun.
”Lengkap sudah penderitaanku”, batin Taylor sambil berjalan pulang. Di hadapan isterinya ia mengatakan bahwa ia telah berusaha melakukan segala hal yang terbaik. Tetapi mengapa timnya tak pernah menang. Isterinya pun mencoba menghiburnya, ”Jangan menyesali diri. Kamu pun bisa menang.”
”Akulah inti masalahnya. Aku tak bisa menyediakan rumah dengan segala fasilitas yang baik kepadamu. Aku adalah seorang pelatih yang gagal dan sebentar lagi akan kehilangan pekerjaan.” ujar Taylor kepada isterinya.
”Mengapa hidup ini begitu sulit. Apa yang seharusnya kita lakukan?” suara Taylor nyaris putus asa. Ditengah rasa putus asa, sedih, dan bingung, keluarga Taylor mencoba mendekatkan diri kepada Tuhan. Dalam setiap aktifitas, mereka selalu memanjatkan doa. Pujian dan doa mereka kumandangkan terus dengan penuh khusyuk. Dalam keadaan susah, mereka masih tetap bersyukur atas segala hal yang mereka alami.
Beberapa hari kemudian, tiba-tiba keajaiban mulai mendatangi keluarga Taylor. Tim yang dipimpinnya menang. Hal itu berlanjut terus dengan kemenangan lainnya. Isterinya pun diketahui positif hamil. Betapa bahagianya hati Taylor dan isterinya. ”Ini merupakan hari terindah dalam hidupku”, ujar Taylor.
Apa yang dialami Taylor membuktikan bahwa Tuhan ada dan berkuasa penuh terhadap hamba-hambaNya. Kita tidak boleh melupakan Tuhan, sebaik dan sebagus apapun rencana kita. Dalam hidup, tentunya kita memiliki masalah yang juga berat seperti yang dialami Taylor. Bisa jadi lebih berat. Agar kita dapat menghadapi masalah itu dengan baik, serahkan sepenuhnya pada Yang Di Atas. Dia adalah pengatur yang sempurna dalam hidup kita.
Saya kembali teringat oleh status seorang rekan dalam situs jejaring facebook beberapa hari lalu. Ia menulis: ”Ketika kumohon pada Allah kekuatan, Allah memberiku kesulitan supaya aku kuat. Ketika kumohon pada Allah keberanian, Allah memberiku rasa takut untuk kuatasi. Ketika kumohon kebijaksanaan, Allah memberiku masalah untuk kuselesaikan. Allah memberi segala yang aku butuhkan. Doaku terjawab sudah.” Ia benar, bahwa Tuhan pasti memberikan yang terbaik. Bukan memberikan apa yang kita inginkan, tetapi apa yang kita butuhkan.
Jadi, libatkanlah Tuhan dalam segala aktifitas. Baik dalam keadaan senang ataupun susah. Sebab, kebaikan tanpa melibatkan Tuhan adalah nol besar. Seperti sebuah pesan bijak yang berbunyi, Kebaikan Tanpa Tuhan adalah nol besar. Benar, ’Good minus God sama dengan 0’.
*) Sonny Wibisono, penulis buku 'Message of Monday', PT Elex Media Komputindo, 2009