Penting Menjadi Orang Baik
Message of Monday – Senin, 22 Februari 2021
Penting Menjadi Orang Baik
Oleh: Sonny Wibisono *
“Memang baik menjadi orang penting, tapi lebih penting lagi menjadi orang baik.”
-- Ebet Kadarusman, pembawa acara, 1936-2010
Hujan yang mengguyur Kota Jakarta dan sekitarnya sejak Sabtu, 20 Februari 2021 lalu meyebabkan terjadinya genangan dan banjir di beberapa titik. Daerah Kemang merupakan satu area yang terdampak banjir. Dilihat dari foto udara, tampak kawasan bisnis dan kuliner tersebut yang terendam sangat parah. Terlihat mobil hanya atasnya saja yang terlihat. Dan, media sosial seperti biasa, menjadi riuh rendah oleh hujatan dan cacian dari sebagian netizen. Saling serang di media sosial tak terelakkan.
Ada satu cerita menarik saat terjadinya banjir Jakarta ini. Seorang kawan, kita panggil saja namanya Toto, biasa disebut sebagai sukarelawan, langsung hadir saat bencana datang. Ia menjadi orang yang paling terdepan saat bencana datang. Dedikasinya tak perlu ditanyakan lagi. Saat orang lain memilih menjadi buzzer (penggaung) atau malah berlomba saling nyinyir, ia lebih memilih jalan mulia dengan aksi langsung.
Menurut KBBI, sukarelawan ialah orang yang melakukan sesuatu dengan sukarela (tidak karena diwajibkan atau dipaksakan). Mereka sejatinya merupakan orang-orang pilihan. Mereka tak lagi memikirkan waktu, tenaga, dan uang. Bahkan rela meninggalkan keluarga untuk berjuang menyelamatkan hidup orang lain.
Para sukarelawan ini umumnya ada yang mengkoordinir langsung. Lembaga-lembaga pemerintah dan independen yang terkait dengan tugas-tugas kemanusiaan memiliki jaringan luas yang berhubungan langsung dengan sukarelawan. Saat bencana datang, entah dimana saja, ibarat lonceng yang dibunyikan, mereka para sukarelawan sudah siap bergerak. Jadi jangan heran, bila ada bencana datang, merekalah yang tiba dahulu di lokasi bencana.
Tak terkecuali dengan Toto. Saat bencana datang di Kalimantan Selatan, sehari kemudian, tahu-tahu ia sudah ada disana. Begitu pula saat terjadi bencana di daerah lain. Dan terakhir, saat banjir Jakarta melanda kemarin, tahu-tahu foto saat ia beraksi sudah ada. Si Toto sendiri tak pernah meminta untuk diambil gambarnya.
Di saat kita sedih melihat beberapa netizen saling menghujat ketika terjadinya bencana, disitu pula kita melihat dan menyaksikan dengan takzim, ternyata masih banyak orang-orang yang berhati mulia dalam membantu negeri ini. Bravo!
* Penulis buku ‘Message of Monday’, Elexmedia, 2009 dan Ref Grafika Publishing, 2012
Penting Menjadi Orang Baik
Oleh: Sonny Wibisono *
“Memang baik menjadi orang penting, tapi lebih penting lagi menjadi orang baik.”
-- Ebet Kadarusman, pembawa acara, 1936-2010
Hujan yang mengguyur Kota Jakarta dan sekitarnya sejak Sabtu, 20 Februari 2021 lalu meyebabkan terjadinya genangan dan banjir di beberapa titik. Daerah Kemang merupakan satu area yang terdampak banjir. Dilihat dari foto udara, tampak kawasan bisnis dan kuliner tersebut yang terendam sangat parah. Terlihat mobil hanya atasnya saja yang terlihat. Dan, media sosial seperti biasa, menjadi riuh rendah oleh hujatan dan cacian dari sebagian netizen. Saling serang di media sosial tak terelakkan.
Ada satu cerita menarik saat terjadinya banjir Jakarta ini. Seorang kawan, kita panggil saja namanya Toto, biasa disebut sebagai sukarelawan, langsung hadir saat bencana datang. Ia menjadi orang yang paling terdepan saat bencana datang. Dedikasinya tak perlu ditanyakan lagi. Saat orang lain memilih menjadi buzzer (penggaung) atau malah berlomba saling nyinyir, ia lebih memilih jalan mulia dengan aksi langsung.
Menurut KBBI, sukarelawan ialah orang yang melakukan sesuatu dengan sukarela (tidak karena diwajibkan atau dipaksakan). Mereka sejatinya merupakan orang-orang pilihan. Mereka tak lagi memikirkan waktu, tenaga, dan uang. Bahkan rela meninggalkan keluarga untuk berjuang menyelamatkan hidup orang lain.
Para sukarelawan ini umumnya ada yang mengkoordinir langsung. Lembaga-lembaga pemerintah dan independen yang terkait dengan tugas-tugas kemanusiaan memiliki jaringan luas yang berhubungan langsung dengan sukarelawan. Saat bencana datang, entah dimana saja, ibarat lonceng yang dibunyikan, mereka para sukarelawan sudah siap bergerak. Jadi jangan heran, bila ada bencana datang, merekalah yang tiba dahulu di lokasi bencana.
Tak terkecuali dengan Toto. Saat bencana datang di Kalimantan Selatan, sehari kemudian, tahu-tahu ia sudah ada disana. Begitu pula saat terjadi bencana di daerah lain. Dan terakhir, saat banjir Jakarta melanda kemarin, tahu-tahu foto saat ia beraksi sudah ada. Si Toto sendiri tak pernah meminta untuk diambil gambarnya.
Di saat kita sedih melihat beberapa netizen saling menghujat ketika terjadinya bencana, disitu pula kita melihat dan menyaksikan dengan takzim, ternyata masih banyak orang-orang yang berhati mulia dalam membantu negeri ini. Bravo!
* Penulis buku ‘Message of Monday’, Elexmedia, 2009 dan Ref Grafika Publishing, 2012
KOMENTAR
