Message of Monday – Senin, 21 Juni 2021 Saatnya Menarik Rem Darurat Oleh: Sonny Wibisono *
“Keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi.” -- Marcus Tullius Cicero, filsuf asal Italia
Akhirnya, apa yang dikuatirkan terjadi juga. Kenaikan jumlah pasien Covid-19 mengalami peningkatan tajam dalam beberapa hari ini. Sejumlah daerah di Indonesia dilaporkan mengalami peningkatan penambahan kasus harian Covid-19. Lonjakan ini menyebabkan keterisian rumah sakit di sejumlah daerah makin tinggi. Tak terkecuali Jakarta, ibukota yang menjadi pusat barometer.
Pada Minggu, 20 Juni 2021, Jakarta kembali memecahkan rekor penambahan kasus harian Covid-19, dengan 5.582 kasus positif. Rekor pecah pertama kali pada pada Jumat, 18 Juni 2021 dengan 4.737 kasus positif. Kasus positif ini jauh lebih tinggi dibanding rekor sebelumnya yang terjadi pada 7 Februari 2021, yakni dengan 4.213 kasus harian. Kemudian pada Sabtu 19 Juni 2021, terdapat 4.895 kasus positif harian di Jakarta. Meledaknya kasus positif Covid-19 terjadi paska libur Lebaran di pertengahan bulan Mei lalu. Sedangkan kenaikan pada 7 Februari lalu paska libur Natal dan tahun baru usai.
Mengapa kejadian ini terus berulang. Apakah masyarakat kita sedemikian susah diatur untuk kebaikan bersama? Banyak hal mengapa lonjakan kasus positif Covid-19 ini terjadi. Memang ada kejenuhan yang luar biasa selama masyarakat terkurung akibat pandemi. Dua tahun masyarakat kita lebih banyak berdiam diri dirumah. Ditambah, ada rasa percaya yang tinggi setelah divaksin, sehingga kedisiplinan menjadi longgar.
Dan, masyarakat nampaknya memang sudah tak menghiraukan lagi apa yang dikatakan elit Pemerintah. Kesan yang tertangkap di masyarakat, pernyataan apapun yang dikeluarkan elit Pemerintah tak digubris karena tidak sejalan antara perkataan dan perbuatan. Masyarakat dilarang berkumpul, tetapi ada pejabat yang mengumpulkan orang untuk merayakan ulang tahun atau mengadakan acara. Di satu sisi, pusat perbelanjaan dan tempat wisata boleh dibuka.
Sebenarnya, kita pernah mengalami penurunan angka positif harian. Tetapi dengan turunnya angka tersebut tidak berarti situasi sudah aman bahkan kita cenderung malah mengabaikan protokol kesehatan. Apa dan bagaimanapun, tetap lakukan protokol kesehatan dimanapun berada sesuai anjuran Pemerintah dan Ahli Kesehatan.
Jika semakin tinggi pergerakan manusia ditambah dengan abainya terhadap protokol kesehatan, maka rantai penularan virus semakin sulit diputus. Penularan pun menjadi masif. Hal itu membuat virus Covid-19 dapat mempelajari bagaimana cara bertahan hidup melawan sistem kekebalan tubuh pada manusia. Dan pada akhirnya, virus dapat bermutasi dengan berbagai varian yang sangat kuat. Faktanya, saat ini ada beberapa varian baru yang telah ditemukan. Ingat, virus adalah juga makhluk hidup.
Apa yang harus dilakukan? Jadilah bagian dari solusi, bukan masalah. Jadi, mulailah dari diri sendiri dan ajak lingkungan sekitar. Dan yang penting serta perlu dipikirkan sekarang ialah bagaimana kita secara bersama bahu-membahu mengendalikan Covid-19. Saatnya kita jeda dari hingar-bingar isu politik kekuasaan. Mari libur berpolitik dulu. Para pemimpin, tokoh, dan elit masyarakat dapat memberikan dan memperkuat dukungan kepada Pemerintah Pusat dan Daerah dalam menjalankan kebijakan yang dibuat.
Perlu dilakukan pengendalian interaksi dan pergerakan masyarakat secara simultan dan terintegrasi. Harus sesegera mungkin ditarik rem darurat secara serentak, khususnya di Pulau Jawa sambil dilakukan tracing dan juga vaksinasi massal.
Mengutip adagium yang dikatakan filsuf Italia, Cicero, ‘salus populi suprema lex esto’ atau ‘keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi’ merupakan hal yang mutlak saat ini dilakukan dan tak bisa ditawar-tawar lagi.
* Penulis buku ‘Message of Monday’, Elexmedia, 2009 dan Ref Grafika Publishing, 2012